"Meski (secara gamblang) Jokowi belum clear juga mau berpijak ke mana, tapi harus ada effrort lebih kuat agar merebut 6-7% undecided voters yang kebanyakan kalangan berpendidikan atau malah dari kalangan apatis sama sekali," ungkap dia.
Kedatangan Jokowi di Jateng belakangan ini dinilai bukan secara acak. Terdapat beberapa daerah bukan basis massa PDIP yang potensial bergeser dukungan seperti pantura, Banjarnegara dan Pekalongan.
"Daerah yang dikunjungi Jokowi kemaren punya efek elektoral kuat. Enggak seperti wilayah Jateng selatan yang lebih didominasi PDIP," tutur dia.
Sementara itu pergerakan paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di Jawa Tengah dinilai kurang percaya diri.
Anies pernah menjajal masuk ke lingkungan basis massa umat Islam di acara haul Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi di Solo.
Baca Juga: Kerap Diterjang Longsor, Digagas Relokasi SMP Negeri 1 Jenawi
Dia satu-satunya tokoh politik yang mampu menembusnya. Namun tokoh sentral di kalangan itu, seperti Habib Luthfi bin Yahya justru merapat ke TKN Prabowo-Gibran.
"Niatnya (Anies) gandeng jalur habib-babib Tapi trennya jadi enggak terlalu kuat. Sedangkan Cak Imin dengan PKB mungkin kuat di Jatim. Padahal pilpres ini battle ground di Jateng," jelasnya. (*)