Setiap bulan rata-rata terkumpul Rp 1 juta - Rp 1,5 juta, artinya dalam sebulan ada sekitar 1.000-2.000 packing tanaman yang keluar dari Kebonkliwon. Jika satu packing rata-rata 4 pohon buah maka dalam sebulan rata-rata 4000-8000 tanaman buah yang keluar dari Kebonkliwon.Â
Jumlah tersebut belum termasuk tanaman buah yang dikirim tidak menggunakan jasa logistik atau ekspedisi yang mengharuskan pengepakan. Biasanya jika pesanan dalam jumlah banyak, petani akan mengantarnya sendiri menggunakan truk. "Ini barusan dari Palembang pesan 3.000 bibit durian, barusan transfer minta dikirim bulan depan," kata Irul menunjukan SMS dari calon pembelinya di luar pulau.
Awalnya Hanya Karena Ingin Dekat KeluargaÂ
Tahun 2010 adalah awal Irul mulai merintis jualan bibit tanaman. Keputusannya fokus pada jual beli bibit tanaman khususnya buah, diawali pemikiran sederhana. "Saya ingin tinggal di rumah, bisa melihat anak istri," kata suami dari Dewi Eriyana (37).
Pemikirannya tersebut berawal dari pengalaman sebelumnya. Irul bercerita, ia pernah ikut Multi Level Marketing (MLM). Namun, ia merasa hidupnya habis di jalan. Pengalaman dipenjualan langsung tersebut mengajarinya tentang marketing, juga mendidik mentalnya menjadi kuat, berani mangambil keputusan dan pantang menyerah.Â
Ia kemudian beralih ke trading forex, namun aktivitas barunya itu membuatnya selalu tegang. Pikirannya tidak tenang berbisnis jual beli mata uang asing tersebut.Â
Setelah meninggalkan semua bisnisnya tersebut Irul melihat ada peluang di bibit tanaman di kampungnya,  Kebonkliwon. Sejak kecil, Kebonkliwon memang dikenal sebagai penyedia bibit tanaman terutama buah-buahan.Â