Menghadapi Kematian, Siapa Takut?

Photo Author
- Minggu, 27 April 2025 | 15:30 WIB
(Istimewa)
(Istimewa)

KRjogja.com - LAHIR, dan mati, itu perjalanan hidup manusia yang sudah pasti. Berani hidup juga harus berani mati. Namun siapkah kita untuk menghadapi kematian?

Banyak orang hidup lurus, tulus, dan pasrah, sehingga siap menyongsong kematian kapan saja. Namun tak sedikit yang sepanjang hidupnya mengejar materi, ambisius keduniawian sehingga takut mati.

Buku ini hadir untuk mengingatkan kita agar peka terhadap sinyal kematian tanpa harus gagap dan geragapan. Kendati penulis sendiri menyadari bahwa mungkin saat membaca buku ini, muncul kekhawatiran atau was was saat menanti jemputan sang malaikat.

Baca Juga: 2.936 Peserta Ikuti UTBK – SNBT di UPN Veteran Yogyakarta

Kadang orang dengan gagah dan tegas menyatakan siap mati kapan saja, namun dalam hati kecilnya mungkin muncul penyangkalan dan ini manusiawi.

Justru sisi sisi humanis inilah yang coba dikupas buku ini.

Buku ini berisi bunga rampai ulasan yang berisi refleksi filosofis dan sederhana mengenai kematian yang diharapkan dapat menggugah pemikiran manusia tentang kematian.

Dalam kata pengantarnya, Ayu Utami mengatakan, kita dapat menghadapi kematian dengan dekat dan sederhana. Bisa juga dengan filsafat atau dengan doa, maupun dengan rasio.

Buku ini mengajak pembaca untuk menyikapi kematian secara rasional dan filosofis, yang sangat dibutuhkan terutama di era sekarang yang telah kehilangan kesederhanaan.

Baca Juga: Mendapat Sambutan Hangat, Yogyakarta Royal Orchestra Gelar Konser Megah di Jakarta

Sementara Prof Dr Bambang Sugiharto menyatakan, dibantu dengan berbagai perenungan dari beberapa filsuf, buku ini mendorong pembaca untuk menjernihkan sikap terhadap kematian, sekaligus menyodorkan gambaran tentang kehidupan. Artinya, sikap kita terhadap kematian seringkali dibentuk oleh gambaran kita tentang kehidupan.

Dengan gaya bahasa yang sederhana dan komunikatif, buku ini seakan membawa pembaca untuk bercengkrama, berbincang dan berdialog dengan kematian.

Buku ini mengajak kita untuk memahami benar bahwa semua orang akan mati, dan dapat menerima kenyataan ini dengan terbuka. Bukan hanya memahami secara alamiah bahwa semua makhluk hidup akan mengalamnya, melainkan mampu merangkai makna kematian itu sendiri. Kita diajak untuk menerima takdir kematian dengan cara menghadapi seluruh kehidupan dengan rela bahwa suatu ketika kita akan mengakhirinya.

Baca Juga: Suarakan Hidup Sehat, PKS DIY Ajak Lari Ratusan Masyarakat di Momen Milad 23 Tahun

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X