JAKARTA, KRJOGJA.com - Kemenkes meminta masyarakat mewaspadai penyakit   bersumber hewan, salah satunya leptospirosis.Â
Leptospirosis sendiri disebabkan oleh kencing tikus. Disampaikan Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Achmad Yurianto, di Kemenkes Jakarta Kamis (18/4 2019).
Menurutnya infeksi virus ini tak boleh dianggap sepele. Ia mengambil contoh, banjir di Sampang, Jawa Timur beberapa waktu lalu membuat sembilan orang meninggal dunia karena infeksi leptospirosis ini. "Wilayah Jakarta Timur paling rentan sebagai tempat penularan leptospirosis ini. Pernah di Sampang, Jawa Timur saat banjir ada sembilan orang meninggal dunia karena penyakit vektor ini," ujar Yuri .
Gejala dari infeksi leptospirosis ini sendiri, kata Yuri meliputi demam tinggi, muntah, lemas, dan nyeri di otot betis, mata berwarna kekuningan. Jika tak segera ditangani, bukan tidak mungkin kata Yuri, infeksi ini bisa berkembang menjadi penyakit kronis.
"Penyakit ini tidak boleh diabaikan. Pencegahannya tentu pola hidup bersih dan sehat. Hindari bermain di genangan air saat banjir karena musim hujan atau gunakan alas sepatu untuk menghindari infeksi secara langsung," tandas dia.
Peningkatan kasus DBD berkorelasi dengan tingkat kelembapan tinggi.
Sedangkan hasil pengkajian Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan peningkatan kasus penyakit demam berdarah berkorelasi dengan tingkat kelembapan yang tinggi di suatu lokasi.
Kepala Bidang Informasi Iklim Terapan Klimatologi BMKG Marjuki di Kemenkes  Jakarta, Kamis, (18/4 2019)  .
Kecocokan antara data kelembapan udara di DKI Jakarta yang lebih dari 75 persen dengan jumlah kasus DBD yang meningkat di wilayah tersebut.