KRjogja.com - RASA mual dan ingin muntah, sering muncul saat kesehatan kita terganggu atau dalam kondisi tertentu seperti ketika berada di atas kendaraan.
Rasa mual ini bisa diatasi dengan beberapa jenis obat penghilang mual, namun penggunaannya tidak bisa sembarangan karena bisa menimbulkan efek samping yang negatif.
Salah satu obat pereda rasa mual yang banya beredar di pasaran adalah obat antiemetik. Ini adalah jenis obat yang bisa meredakan rasa mual dan muntah akibat berbagai macam faktor penyebab.
Menurut penjelasan dari Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Sumatera Utara (pafisu.org), cara kerja dari antiemetik adalah menghambat neurotransmiter yang mengirimkan sinyal rasa mual dan muntah ke otak. Hal ini tentunya bisa mencegah serta meredakan rasa mual dan muntah.
Ada dua jenis antiemetik yang dijual bebas. Pertama, bismuth subsalicylate seperti kapectate dan pepto-bismol. Obat ini mengatasi muntah, mual, dan diare.
Obat ini paling cocok untuk mengatasi mual yang disebabkan oleh flu perut atau keracunan makanan. Obat ini bekerja dengan mengurangi peradangan, memperlambat aliran cairan ke usus, dan berpotensi membunuh bakteri yang dapat menyebabkan sakit perut.
Wajar saja jika lidah Anda menghitam atau tinja Anda berwarna gelap saat mengonsumsi obat pereda mual ini. Namun, jika Anda mendengar telinga berdenging, segera hubungi dokter, karena itu bisa jadi pertanda efek samping yang serius.
Orang yang alergi terhadap obat salisilat seperti aspirin sebaiknya tidak mengonsumsi obat ini. Selain itu, bismuth subsalisilat tidak cocok untuk anak di bawah usia 12 tahun.
Jika anak Anda mual dan menderita cacar air atau flu, jangan berikan mereka obat ini, karena dapat meningkatkan risiko mereka terkena sindrom reye atau pembengkakan hati dan otak.
Jenis antiemetik yang kedua adalah antihistamin. Meskipun kita menganggap antihistamin sebagai obat alergi, beberapa di antaranya, seperti dimenhidrinat (dramamine), dapat mengurangi rasa mual jika disebabkan oleh mabuk perjalanan atau vertigo.
Antiemetik yang dijual bebas ini bekerja dengan membuat telinga bagian dalam kurang sensitif terhadap gerakan dan memperlambat atau memblokir pesan yang dikirim otak yang membuat Anda merasa mual.
Antihistamin sering membuat Anda lelah, jadi jangan meminumnya jika anda harus mengemudi atau melakukan tugas yang membutuhkan perhatian penuh.
Sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter, jika ingin meminum obat untuk mengatasi rasa mual.
Hal itu untuk memastikan tidak ada interaksi obat yang berpotensi membahayakan, terutama jika yang bersangkutan juga sedang mengonsumsi obat pengencer darah atau resep untuk radang sendi , asam urat, atau diabetes.