KRJogja.com - YOGYA - Di balik maraknya gaya hidup instan dan kebiasaan makan tak sehat, tersimpan ancaman kesehatan yang masih kurang dikenal luas: obesitas sarkopenia. Kondisi ini merupakan gabungan antara kegemukan dan penurunan massa otot secara bersamaan, dan diam-diam menjadi penyebab utama gangguan fungsi gerak, khususnya pada lutut dan pinggang.
Meski banyak terjadi pada usia di atas 60 tahun, obesitas sarkopenia sebenarnya merupakan akumulasi gaya hidup sejak muda. "Ketika nyeri sendi dan pinggang mulai muncul, sayangnya sudah terlambat untuk menghindari efek jangka panjangnya," ujar Radyanto Iwan Widya Hartono, A.Md. Akp., dari Divisi Akupunktur Klinik Intan, Jl Masjid No.3 Pakualaman, Yogyakarta.
Baca Juga: NM yang Meninggal di Kamar Kost Diketahui Alumni UGM, Kampus Tak Sebut Ada Hubungan Kerja
Budaya Makan dan Stres Jadi Pemicu Utama
Penyebab obesitas sarkopenia ternyata sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah budaya makan sejak usia muda yang sulit diubah saat dewasa. Kebiasaan mengonsumsi mie instan atau camilan manis di malam hari menjadi tantangan besar saat mencoba beralih ke menu sehat.
Faktor ekonomi juga tak bisa diabaikan. “Protein berkualitas seperti salmon atau kakap memang tidak terjangkau semua kalangan, sehingga masyarakat lebih memilih sumber protein murah seperti nugget atau sosis,” jelas Iwan.
Tak kalah penting, tingkat stres yang tinggi di kota besar juga berperan. Tubuh yang kekurangan serotonin akan ‘meminta’ asupan makanan manis sebagai jalan pintas untuk meningkatkan kadar serotonin, zat kimia penting untuk konsentrasi dan kestabilan emosi.
Baca Juga: Pegawai BUMDes Pengasih Korupsi Hingga Rp 1 Miliar
Dampak Kesehatan Tak Main-main
Selain menimbulkan nyeri pada lutut dan pinggang, obesitas sarkopenia juga terkait dengan gangguan kognitif seperti demensia, gangguan konsentrasi, hingga diabetes. Kombinasi otot yang melemah dan lemak tubuh berlebih mempercepat proses degeneratif, terutama pada organ vital dan sistem saraf.
Akupunktur: Pendekatan Alternatif yang Efektif
Menariknya, terapi akupunktur mulai dilirik sebagai solusi alternatif untuk mengatasi obesitas sarkopenia. Melalui stimulasi titik-titik tertentu di tubuh, terapi ini mampu:
- Meningkatkan metabolisme dan membantu pemecahan lemak,
- Mengendalikan selera makan, khususnya terhadap makanan manis,