Waspadai Penyakit Parkinson: Ini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Photo Author
- Sabtu, 2 Agustus 2025 | 11:25 WIB
waspadai Penyakit Parkinson (istimewa)
waspadai Penyakit Parkinson (istimewa)

Cara Diagnosis Parkinson

d. Gloria Tanjung menjelaskan diagnosis Parkinson tidak bisa dilakukan melalui tes darah atau pencitraan tunggal. Dokter spesialis saraf atau neurologis melakukan beberapa langkah diagnosis sebagai berikut:

1. Evaluasi riwayat medis dan gejala

Ketahui riwayat kesehatan pasien dan keluarga, serta mengamati gejala yang muncul, baik gejala yang berkaitan dengan gerakan atau tidak.

2. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan fungsi saraf

Pasien melakukan serangkaian tes gerakan, seperti membuka-menutup tangan, berjalan, atau menjaga keseimbangan. Dokter juga memeriksa respons otot terhadap gerakan pasif untuk menilai kekakuan. Dokter akan memeriksa postur dan cara berjalan.

3. Pemindaian dan Tes Penunjang

Diagnosis penyakit Parkinson sebagian besar dapat ditegakkan dengan wawancara medis dan pemeriksaan fisik, namun pada beberapa kasus diperlukan pemeriksaan lanjutan seperti pemindaian otak dengan MRI atau DaTscan (untuk melihat kadar dopamin di otak). Hal ini diperlukan untuk meyakinkan diagnosis dan menyingkirkan penyakit lain dengan gejala yang mirip Parkinson.

Cara Menangani Penyakit Parkinson
Meski diagnosis Parkinson bisa terasa menakutkan, langkah proaktif berikut dapat membantu pasien tetap mandiri dan menjaga kualitas hidup:

1. Segera Rencanakan Penanganan Medis

dr. Gloria Tanjung mengatakan pasien dan keluarga bisa berkonsultasi dengan neurologis untuk merancang rencana pengobatan yang sesuai stadium penyakit.

"Obat seperti levodopa atau dopamin agonis dapat diberikan untuk menggantikan dopamin yang kurang. Jenis obat yang diberikan dan frekuensi pemberian sangat tergantung pada usia pasien dan tingkat keparahan penyakit," ujarnya.

dr. Gloria Tanjung menambahkan bahwa pada tingkat penyakit yang lebih berat, dapat diberikan terapi yang lebih lanjut seperti injeksi obat melalui kulit seperti layaknya pemberian insulin pada pasien DM, dopamine agonis yang ditempel di kulit (patch), bahkan pemberian obat-obatan melalui pompa, baik obat yang dipompakan ke kulit maupun obat yang dipompakan ke usus.

"Pada beberapa kasus, DBS (Deep Brain Stimulation) dengan prosedur pembedahan untuk menanam implan di area otak tertentu dapat dipertimbangkan," tambahnya.

2. Terapi Pendukung untuk Mempertahankan Kemampuan Fisik

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Akademisi Desak Pemerintah Tegas Atur Kental Manis

Senin, 15 Desember 2025 | 20:38 WIB

Lego Jadi Terapi Relaksasi untuk Orang Dewasa

Rabu, 26 November 2025 | 15:35 WIB
X