Bahaya Osteoporosis, Bisa Menyerang Anak Muda yang Kurang Olah Raga

Photo Author
- Senin, 15 September 2025 | 08:25 WIB
Ketum Perosi Dr. dr. Tirza Z Tamin, Sp.KFR., M.S(K) FIPM (USG) (kerudung kuning) disela  acara
Ketum Perosi Dr. dr. Tirza Z Tamin, Sp.KFR., M.S(K) FIPM (USG) (kerudung kuning) disela acara

KRjogja.com - OSTEOPOROSIS tidak hanya terjadi pada kelompok lansia, ternyata kondisi tersebut juga bisa terjadi pada anak muda. Kondisi tersebut disebut osteoporosis sekunder yang bisa terjadi karena berbagai penyebab.

Ketua PEROSI Tirza Z Tamin mengatakan penyebab majunya usia osteoporosis bisa terjadi karena akibat efek samping dari konsumsi obat steroid. Kondisi lainnya bisa disebabkan seperti masalah-masalah hormon atau kesuburan atau pun masalah tiroid.

"Itu semua bisa menyebabkan usia terkena osteoporosis bergeser lebih muda," kata Tirza kepada media, Minggu (14/9/2025).

Baca Juga: Gunungkidul dan Kulonprogo Raih Juara Eksebisi Hockey 5s PORDA XVII 2025

Selain itu, gaya hidup juga dapat berpengaruh jika seseorang tidak terbiasa olahraga maka tulang belum terbiasa dan belum terlatih.

"Gaya hidup juga, kalau kita itu sedenter atau banyak diem maka menimbulkan nyeri. Kalau orang datang ke dokter nyeri tulang belakang itu pasti sudah ada tulang yang patah itu karena osteoporosis silent disease sehingga tidak ada keluhan," ungkapnya.

Oleh karena itu edukasi tentang osteoporosis harus sudah dilakukan sejak dini terutama konsumsi makanan yang mengandung tinggi kalsium, vitamin D, dan manfaat lainnya.

Baca Juga: Subsidi Transportasi Umum di Tengah Efisiensi

"Untuk anak-anak juga kita mulai mencegah osteoporosis sejak dini seperti dengan bermain permainan sehingga menjadi aktif jangan konsumsi junk food dari kecil," ungkapnya.

Ketua Fragility Fracture Network (FFN) Prof Zairin Noor menjelaskan jika seseorang minim aktivitas akibatnya kepadatan tulangnya bermasalah. Sama seperti otot, tulang juga bisa membesar atau mengecil.

"Tapi jangan sampai dengan jatuh hanya terpleset ringan berakibat patah tulang. Jadi dia tulangnya itu fragile artinya mudah patah," kata Zairin.

Baca Juga: Pembelajaran Mendalam Tingkatkan Kualitas Pembelajaran

Harapannya Kemenkes bukan hanya memperhatikan penyakit kardiovaskular atau penyakit infeksi degeneratif tapi juga penyakit kerapuhan tulang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Akademisi Desak Pemerintah Tegas Atur Kental Manis

Senin, 15 Desember 2025 | 20:38 WIB

Lego Jadi Terapi Relaksasi untuk Orang Dewasa

Rabu, 26 November 2025 | 15:35 WIB
X