Dana ini dibutuhkan untuk menanggulangi pandemi ke depan. Negara yang membutuhkan mengajukan proposal pada team kerja yang sudah dibentuk. Setelah dipelajari dan disetujui, maka Bank Dunia akan mencairkannya.
Terkait dengan ketiga agenda utama di atas (arsitektur kesehatan global, transformasi digital dan transisi energi), pembahasan awalnya dilakukan pada berbagai tingkat melalui dua jalur: Financial Track dan Sherpa Track.
Sangat alot dan berbelit. Karena beberapa negara mengaitkannya dengan perang Russia dan Ukraina.
Pembahasan pada tingkat kelompok kerja dan setingkat mentri, beberapa agenda menemui jalan buntu. Jalan akhir adalah membawanya ke KTT/Summit. Berlangsung esok dan lusa.
Akankah menemui kesepakatan hingga melahirkan komunike bersama, atau Leaders Declaration?
Seharusnya bisa. Karena ketiga agenda utama di atas tidak ada kaitannya dengan perang Russia-Ukraina. Perang adalah masalah politik antara Russia-Ukraina. Seharusnya masalah politik tidak dicampur adukan dengan ketiga agenda utama di atas.
Loby dari tingkat kelompok kerja hingga setingkat menteri sudah dilakukan. Bahkan Presiden Jokowi sendiri telah melakukan pendekatan. Baik ke Russia maupun ke Ukraina dan negara pendukungnya.
Tapi pada akhirnya tentu tergantung kepada negara yang terlibat pada perang Russia-Ukraina tersebut.
Namun jikapun tidak berhasil mengeluarkan Leaders Declaration oleh karena ulah beberapa negara, maka Summary Leaders akan menjadi jalan ke luarnya. Meskipun kita berharap yang terbaik, yaitu Leaders Declaration.
Dalam hal ini Indonesia tidak akan dipersalahkan. Atau G20 dianggap tidak berhasil. Karena itu disebabkan oleh ulah beberapa negara. Bukan karena ketidakmampuan Indonesia dalam memimpin pembahasan ketiga agenda utama di atas, yang tidak ada kaitannya dengan perang Russia-Ukraina.
Semoga para pemimpin negara yang hadir lebih mengutamakan kepentingan global dibanding dengan kepentingan kelompok. Sehingga melahirkan kesepakatan bersama. Untuk kepentingan bersama. Kepentingan dunia yang lebih adil dan transparan.
_Kita membutuhkan cara pandang dan kerjasama dunia yang lebih adil dan transparan. Kesetaraan yang berkeadilan. Bukan kekuatan yang berdiri di atas yang lemah, seperti yang terjadi selama ini. (Presiden Jokowi)._
Semoga harapan di atas dapat terkabul dalam Presidensi G20 tahun 2022 ini.