UNY, 56 Tahun Memajukan Pendidikan

Photo Author
- Senin, 18 Mei 2020 | 02:07 WIB
UNY
UNY

Prof Dr Sutrisna Wibawa MPd

Rektor dan Guru Besar Filsafat Jawa FBS UNY

TAHUN ini, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menginjak usia ke-56. Sebuah Lembaga Perguruan Tinggi Keguruan (LPTK) yang terus berupaya mengabdikan diri, berkhidmat dari Yogyakarta untuk kemajuan bangsa dan dunia.

Kontribusi terus dilakukan seluruh civitas UNY sebagai penerus estafet dari para begawan pendidikan terdahulu. UNY menghadirkan diri sebagai universitas kependidikan berkelas dunia yang unggul, kreatif, inovatif berlandaskan ketaqwaan, kemandirian dan kecendekiaan.

Seluruh potensi UNY secara kontinyu dimobilisasi, agar menghadirkan ilmu serta pemikiran yang berperan bagi kemajuan pendidikan, untuk turut serta memajukan dunia. Untuk lebih meningkatkan kontribusi, Dies Natalis UNY ke-56 tahun ini mengambil tema ‘Kearifan Lokal dan Nasional untuk UNY Unggul’.

Tema ini merupakan manifestasi komitmen UNY untuk tidak melupakan dan senantiasa melestarikan serta memperkuat nilai-nilai kearifan lokal dan sangat penting untuk meningkatkan keunggulan.

Tetap Menjadi Yogya

Penguatan nilai kearifan lokal menjadi penting. Merunut sejarahnya, UNY lahir dari rahim warga Yogya . Adalah tahun 1962, yang menjadi penanda Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Gadjah Mada dipecah menjadi Institut Pendidikan Guru Yogyakarta. Saat itu, jumlah mahasiswa di FKIP menjadi 1.469 orang.

Kampus yang kemudian bertransformasi menjadi IKIP Yogyakarta, dan sekarang bertransformasi menjadi UNY ini, hadir. Pentingnya menjunjung nilai kearifan lokal diperkuat dengan perlunya menanamkan karakter di dunia pendidikan di masa modern ini, menginjak era Society 5.0. Di era tersebut, tidak hanya banyak pekerjaan yang digantikan teknologi, tetapi juga interaksi manusia akan berubah.

Salah mendidik di era ini akan membuat kita menjadi robot yang nir-empati dan sekadar mengikuti tren globalisasi. Kearifan lokal berupa karakter nusantara yang penuh dengan laku mulia dalam budaya ketimuran, dapat menjadi benteng untuk menghadapi tantangan zaman tersebut.

Di Yogyakarta, ia hadir dalam bentuk budaya Jawa, yang masih kental dilakukan oleh komponen masyarakat. Walau kita saksikan sendiri prosesnya terkikis seiring waktu. Tahu dan mengerti saja tidak cukup, kalau tidak merasakan, menyadari, dan tidak ada artinya kalau tidak melaksanakan dan tidak memperjuangkan.

Filosofi ini termaktub dalam ajaran hidup Ki Hadjar Dewantara, ‘Tringa’ yang meliputi ngerti (mengerti atau mengetahui), ngrasa (merasakan), dan nglakoni (melaksanakan). Untuk Masyarakat Tetap menjadi Yogya juga terus dilakukan UNY tak hanya lewat penyempurnaan di bidang pengajaran dan penelitian.

Tetapi juga upaya maksimal untuk hadir mengabdi kepada masyarakat, layaknya diamanatkan dalam Tridharma Perguruan Tinggi. Ki Hadjar Dewantara berpesan : “Jika Anda tidak menghiraukan masyarakat, maka masyarakat (itu) pun tidak akan menghiraukan Anda.”

Maka, UNY hadir mendidik kurang lebih 30% talenta hebat dari keluarga golongan prasejahtera lewat Beasiswa Bidikmisi, Kartu Indonesia Pintar, dan bantuan berbasis afirmatif lainnya. Mereka-mereka ini adalah sosok yang cerdas dan ingin tercerdaskan. Kini UNY juga turut membantu masyarakat dalam melawan korona.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: agung

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X