Ibu Zaman ‘Now’ Harus ‘Melek Digital’

Photo Author
- Kamis, 21 Desember 2017 | 15:16 WIB

KIDS zaman now menjadi kalimat trending dalam menggambarkan anakanak era digital. Kalimat ini dipilih sebagai bagian tingkah laku ‘nyeleneh’ yang dilakukan anak-anak. Terlebih lagi di jagad media sosial dengan berbagai konten video, meme, foto, dan status yang sangat mudah diviralkan dan mengundang gelak tawa sekaligus menihilkan nalar orang dewasa. Namun selain menumbuhkan kreativitas, generasi digital yang canggih dalam berkomunikasi menggunakan media sosial ini acap kali terlilit perilaku negatif bahkan tersandung kasus hukum.

Misalnya sekarang anak-anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) sudah berpacaran dan mengunggah foto mesra bersama lawan jenis. Muncul fenomena chat mesra yang dilakukan sesama anak SD layaknya pasangan orang dewasa sempat jadi viral menggegerkan jagad media. Yang paling memprihatinkan adalah kids zaman now semakin terkikis moralnya dengan melecehkan martabat guru bahkan melakukan tindakan kekerasan.

Tanggung Jawab

Sungguh disesalkan ketika masifnya perilaku menyimpang anak ini seakan-akan hanya menjadi tanggung jawab lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan mau tidak mau menjadi ‘laboratorium’ utama dan satu-satunya dalam membenahi moral anak. Dengan kata lain, lembaga pendidikan dianggap satu-satunya muara membenahi moral siswanya. Inilah salah kaprah yang harus segera diluruskan. Mengingat, anak-anak hanya 7 jam berada di lingkungan sekolah dan sisanya anak akan menghabiskan waktunya bersama keluarga. Sehingga pendidikan keluarga sangat urgen bagi perkembangan moral anak-anak.

Asumsi selama ini ialah orangtua menitipkan anak kepada lembaga pendidikan maka selesai sudah tugas mendidik dan membangun moral anak. Ini asumsi keliru! Karena pendidikan keluarga memegang peran penting bagi anak untuk meneladani kebiasaan baik yang dilakukan orangtua. Selain sebagai pengayom, orangtua memiliki peran penting dalam mendidik secara spiritual. Robert Frager (2013), mengidentifikasi bahwa keluarga adalah model universal pendidikan spiritual. Menurutnya, keluargalah tempat belajar yang baik guna mencintai dan merawat keberlangsungan hidup serta terintegrasi dengan Sang Pencipta. Dengan model inilah, anak berkembang menjadi manusia yang plural, menghargai sesama, menghormati, mengasihi serta jauh dari sikap arogan.

Melalui nasihat-nasihat mulia, orangtua menanamkan kebaikan pada diri anak-anak. Bila perilaku dan nasihat mulia disampaikan ibu, tentunya lebih berkesan bagi anak-anaknya. Karena bagaimanapun ibu merupakan sosok terdekat bagi anak. Nasihat ibu terasa mengayomi dan meneduhkan mental anak.

Zaman berubah. Kini, anak ‘dididik’teknologi canggih. Maka harus diberikan bimbingan dan pengarahan etika menggunakan media sosial. Ini bukan pekerjaan ringan, apalagi kadang ibu sendiri tidak memahami perkembangan teknologi. Maka tantangan orangtua terutama ibu zaman now adalah membangun mental anak. Karena tidak bisa tidak serta merta mengekang dan melarang anak-anak menggunakan media sosial dengan tindakan kekerasan.

Orangtua harus mampu membangun karakter anak-anak dengan cerdas. Pertama, orangtua khususnya ibu menjadi sekolah model percontohan bagi anak-anaknya. Ibu sebagai teladan bagi anak-anak harus mampu membentuk moral anak-anak. Mulai dari perkataan, perbuatan, dan pakaian yang dikenakan seorang ibu haruslah mendidik. Namun hal ini jangan sampai mengurangi kedekatan antara ibu dan anak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X