Disamping itu, tidak hanya keterampilan vokasional yang diberdayakan tetapi diberdayakan pula di lingkungan bermasyarakat tanpa pembedaan antara anak-anak yang memiliki keterbatasan dengan yang tidak memiliki keterbatasan. Misalkan diikutkan kegiatan/lomba anak-anak yang diadakan masyarakat bersama anak-anak yang tidak memiliki keterbatasan. Hal ini dilakukan agar anak-anak yang tidak memiliki keterbatasan tidak mengabaikan kehadiran mereka. Bahkan dapat saling berinteraksi untuk mengurangi rasa minder atau kurang percaya diri dan diasingkan ketika berkumpul dengan teman sebayanya yang tidak memiliki keterbatasan.
Anak-anak yang memiliki keterbatasan berbeda dengan yang tidak memiliki. Tetapi bukan berarti masyarakat kurang peduli dan tidak mengakui potensi yang mereka miliki. Pemberdayaan yang dilakukan membantu anak - anak penyandang difabel ini mampu mengembangkan potensinya. Serta menjalani perkembangan dirinya sebagaimana yang tidak memiliki keterbatasan.
(Lucia Anung. Fasilitator Gugus Kota Layak Anak Kota Yogya. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Rabu 20 Desember 2017)