PERISTIWA ini cukup langka. Banyak pejabat tinggi dan orang kaya naik becak dan makan sate kere. Itu terjadi pada tanggal 8 November 2017 di Solo karena Presiden Joko Widodo alias Jokowi sedang mantu.
Becak adalah alat transportasi bagi rakyat kecil yang masih mudah dijumpai di Solo dan sekitarnya, tapi sebaliknya semakin sulit dijumpai di Jakarta. Lazimnya yang naik becak juga rakyat kecil. Sedangkan sate kere adalah makanan khas rakyat kecil di Solo dan sekitarnya yang tak mampu membeli banyak daging. Sate kere dibuat dari gembus (sejenis tempe terbuat dari ampas tahu yang harganya sangat murah) yang ditusuk dan dibakar serta dibumbui menyerupai sate ayam atau sate kambing. Meskipun cuma makanan murah, sate kere menjadi buah bibir masyarakat luas karena ikut dihidangkan di acara mantu yang digelar Jokowi.
Begitulah, Jokowi memang identik dengan kesederhanaan. Meskipun menjadi presiden, tapi menggelar acara mantu yang sederhana di Solo, bukan di Istana Jakarta atau di Istana Bogor. Mantu sederhana yang digelar Jokowi layak dicatat sebagai strategi jitu memopulerkan kesederhanaan di tengah fenomena gila kemewahan yang melanda bangsa kita.
Teladan
Saat menjadi Walikota Solo, kesederhanaan Jokowi bagaikan sihir. Banyak orang terpesona. Bagi banyak pejabat dan wakil rakyat yang telanjur terbiasa serba wah akan seperti salah tingkah jika bertemu dengan Jokowi. Misalnya, ketika menjadi Walikota Solo, Jokowi menolak rencana pembelian mobil dinas baru yang telah disetujui wakil rakyat setempat. Alasannya, mobil dinas walikota sebelumnya masih bagus dan layak pakai.
Ketika Jokowi diusung PDIP menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta, kesederhanaan hidupnya tak berubah. Maka rakyat Jakarta pun terpesona kepadanya. Dan ketika diusung menjadi calon presiden, kesederhanaan hidupnya juga tetap tidak berubah. Sehingga rakyat Indonesia terpesona kepadanya.
Data empiris tersebut, sudah cukup menjadi modal bagi Jokowi untuk layak tampil sebagai teladan hidup sederhana di negeri ini. Hal tersebut tentu juga cukup untuk menjadi modal baginya dalam memberantas korupsi, termasuk suap menyuap dan pungli. Dalam hal ini, korupsi, suap menyuap dan pungli semakin merajalela karena banyak pejabat dan wakil rakyat memang belum menghayati kesederhanaan hidup.
Butuh Dukungan