KAWASAN pesisir DIY secara umum berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru. Baik untuk sektor perikanan tangkap, budidaya, pertanian lahan pesisir maupun untuk pariwisata. Potensi sumberdaya ikan di wilayah pesisir DIY masih cukup tinggi. Ikan pelagis kecil sebesar 431.000 ton/tahun dan ikan demersal 135.000 ton per tahun, sedangkan tingkat pemanfaatan per tahun hanya sekitar 22,77%. Kondisi ini menunjukkan bahwa sektor perikanan tangkap di DIY masih memiliki peluang yang cukup besar untuk dikembangkan.
Besarnya potensi perikanan tangkap seyogyanya juga diikuti dengan besarnya peluang pengembangan sektor pengolahan hasil perikanan seperti pembuatan tepung ikan dan industri pengolahan ikan. Tumbuhnya industri pengolahan ikan tentu akan mampu meningkatkan nilai jual produk, mutu produk sekaligus membuka lapangan kerja baru di kawasan pesisir DIY. Potensi lain yang relatif mudah untuk dikembangkan adalah pengembangan wisata pantai.
Saat ini sudah ada sekitar 70 pantai yang telah dikembangkan untuk wisata, dan paling banyak adalah di kawasan pesisir Gunungkidul yaitu terdapat 60 pantai yang telah dikembangkan untuk pariwisata. Selebihnya ada 6 pantai di Bantul dan 4 pantai di Kulonprogo. Potensi lain yang perlu mendapat perhatian yaitu pengembangan energi alternatif dengan optimalisasi sumberdaya pesisir, baik itu angin, tenaga surya maupun gelombang. Potensi lain yang dapat mempercepat pembangunan di kawasan pesisir adalah telah terbangunnya akses jalan Jalur Lintas Selatan, meski belum sepenuhnya terhubung.
Masyarakat Pesisir
Keberpihakan dan harapan untuk membangun kawasan pesisir DIY sebagai pusat pertumbuhan baru secara jelas disampaikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam Rapat Paripurna DPRD DIY tanggal 21 September 2012 dengan judul ‘Yogyakarta Menyongsong Peradaban Baru’. Dalam arahannya Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan pentingnya ‘Putar Kemudi ke Visi Maritim, Among Tani Dagang Layar’ serta menjadikan laut sebagai halaman depan. Selama lima tahun ini geliat pembangunan dan aktivitas di kawasan pesisir di DIY makin berkembang. Dipicu pembangunan Jalur Lintas Selatan, merebaknya pembukaan kawasan pantai untuk wisata khususnya di Gunungkidul, pembukaan lahan tambak di Bantul, pembangunan Pelabuhan Tanjung Adikarto, penambangan pasir besi dan rencana pembangunan bandara internasional di Kulonprogo.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa sampai saat ini masyarakat pesisir DIY masih termaginalkan dan belum sepenuhnya sejahtera. Beberapa faktor penyebab antara lain rendahnya kualitas sumberdaya manusia, sehingga mayoritas masyarakat pesisir masih sangat tradisional dan konvensional dalam memanfaatkan potensi sumberdaya pesisir. Nelayan kita umumnya hanya beberapa jam dalam melaut, itupun dengan menggunakan peralatan dan armada yang sangat sederhana, sehingga hasilnya tentu tidak dapat maksimal. Potret tersebut dapat kita lihat jelas pada kehidupan nelayan di Pantai Trisik, Pantai Depok, Pantai Baron dan Pantai Drini.
Pusat Pertumbuhan
Dalam upaya mewujudkan percepatan dan keberlanjutan pembangunan di kawasan pesisir DIY dan menjaga keberlanjutan pembangunan maka pembangunan wilayah pesisir dan pulaupulau kecil DIY diarahkan pada pola pembangunan berkelanjutan yang terintegrasi. Visi dan misi tersebut akan dicapai melalui arahan perencanaan zonasi, pemanfaatan zona dan pengendalian pemanfaatan zona di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil DIY. Sehingga tercipta kesinambungan dan keberlanjutan pembangunan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dimasa yang akan datang.