Langkah paling rasional bagi Irak dan negara-negara kawasan itu saat ini adalah melakukan tekanan sebesar-besarnya terhadap Kurdistan Irak. Jika keempat negara ini kompak dalam melakukan tekanan terhadap Arbil bukan suatu yang mustahil jika kemudian Kurdistan Irak berpikir untuk mengurungkan proklamasi kemerdekaan setidaknya dalam waktu dekat ke depan.
Langkah kompak empat negara ini bisa sangat berpengaruh menilik beberapa hal. Pertama, kawasan Kurdi terkepung oleh empat negara itu. Jika empat negara itu memblokade baik darat maupun udara untuk beberapa waktu saja maka ini pasti menjadi tekanan sangat hebat bagi pemerintahan Kurdistan. Apalagi Kurdistan tak memiliki akses ke laut lepas. Kurdistan jadi negara yang terkunci baik darat, udara, maupun laut. Sangat berbeda dengan Qatar.
Kedua, tak adanya dukungan dari negaranegara besar bagi pemerintah Kurdistan Irak. AS, Inggris, Perancis, dan PBB sudah menyatakan penolakan terhadap referendum. Kendati banyak pengamat mencurigai dukungan rahasia AS bagi Kurdi merdeka ini. Ketiga, Kurdistan tidak benar-benar solid kendati mereka menghadapi lawan bersama. Sebagaimana diketahui, dua faksi terbesar Kurdistan Irak Partai Demokrasi dan Partai Nasional selalu bersaing sangat keras untuk berebut momentum sebagai ‘bidan’ bagi kelahiran Kurdistan merdeka pertama. Sementara beberapa faksi kecil bahkan sering merasa ditinggal dalam agenda besar ini. Situasi ini tentu akan melemahkan Kurdistan dalam menghadapi tekanan-tekanan negara besar yang mengepung mereka.
(Dr Ibnu Burdah MA. Pemerhati Timur Tengah dan Dunia Islam, Dosen UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Selasa 3 Oktober 2017)