Program M3K
Hampir semua kawasan kampung hijau di Yogyakarta tersebut berada pada bantaran sungai. Menurut Laurens (2012) upaya yang dilakukan masyarakat pada titik sentral pengelolaan lingkungan perkotaan utamanya berawal dari bantaran sungai. Padahal bantaran sungai adalah wilayah paling rentan terdampak dari perubahan iklim.
Sejatinya Pemerintah Kota Yogyakarta mempunyai program ‘Munggah Mundur Madhep Kali’(M3K) dalam pengelolaan sungai yang digagas Walikota Hery Zudianto. Program ini merupakan bentuk komitmen daerah dalam rangka menjaga hak sempadan sungai. Program M3K berisi munggah (naik), mundur dan madhep kali (menghadap ke sungai) didasari atas semakin buruknya kualitas air sungai. Paradigma masyarakat yang masih menganggap sungai sebagai ‘halaman belakang rumah’membuat mereka menutup mata dengan realita kondisi sungai. Akibatnya, maraknya buang sampah di sungai.
Dengan program M3K masyarakat diminta mengubah paradigmanya untuk menjadikan sungai sebagai unit penting ‘halaman depan rumahÃ. Sehingga selalu dijaga kebersihan dan keasriannya. Selain itu, prinsip munggah dan mundur mengisyaratkan adanya langkah preventif dari pemerintah untuk menjawab permasalahan banjir, longsor di daerah sempadan sungai. Program M3K ini adalah wujud nyata dari Proklim untuk mitigasi perubahan iklim berbasis masyarakat.
(Arif Sulfiantono Shut MSc MSI. Koordinator Asosiasi Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia Provinsi DIYJawa dan Fungsional PEH TNGM. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Jumat 22 September 2017)