PEKAN Olah Raga Daerah (Porda) XIV Tahun 2017 Daerah Istimewa Yogyakarta berlangsung dari tanggal 29 Juli - 5 Agustus 2017 di Kabupaten Bantul. Diikuti 5 kontingen mempertandingkan 36 cabang olahraga dengan sekitar 3.311 atlet. Secara resmi Porda XIV 2017 dibuka Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X hari Sabtu (29/7) hari ini di Stadion Sultan Agung Bantul. Pembukaan antara lain dimeriahkan dengan tari kuda lumping massal para remaja Bantul. Sedangkan beberapa cabang olahraga telah mulai bertanding sejak tanggal 22 Juli 2017 antara lain bola basket, sepakbola dan bolavoli.
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DIY selaku penyelenggara Porda XIV mengambil tema 'Bersinergi Mendulang Prestasi', memakai logo bangunan Tugu Yogyakarta serta maskot kesenian kuda lumping. Pada saat peluncuran logo beberapa waktu lalu dijelaskan oleh panitia bahwa banyak kisah, sejarah, dan perjuangan yang tersemat dalam kokohnya bangunan Tugu Yogyakarta tersebut. Hingga melalui semangat yang terdapat di dalamnya, diharapkan dapat memotivasi seluruh kontingen Porda DIY sekaligus mensinergikan satu sama lain khususnya dalam meraih prestasi yang membanggakan bagi daerahnya.
Sementara maskot kuda lumping dipakai oleh panitia lokal terinspirasi dari kesenian tari kuda lumping, sebenarnya itu merupakan salah satu bentuk latihan prajurit pada zaman dahulu. Namun untuk mengelabui penjajah Belanda supaya tidak dicurigai, kemudian dikemas menjadi suatu kesenian tari yang dikenal dengan nama kuda lumping. Kuda lumping ini dipakai karena kesannya kuat, tegas, perkasa, ksatria, dan indah yang diharapkan dapat memberikan semangat kepada atlet Porda DIY.
Karakter
Dengan segala persiapannya baik fasilitas pertandingan maupun kesiapan atlet di masingmasing cabang olahraga. Gaung Porda DIY XIV tahun 2017 sudah semakin terasa. Maraknya publikasi melalui media luar ruangan seperti baliho, spanduk maupun umbul-umbul demikian pula melalui media massa cetak, elektronika serta media sosial. Selanjutnya bagaimana pelaksanaan Porda selain bisa bersinergi mendulang prestasi juga yang berbudaya.
Selain untuk menjaga kesehatan dan kesegaran jasmani olahraga menjadi sarana meraih prestasi baik perorangan maupun beregu, hingga menumbuhkan kebanggaan bagi diri sendiri serta daerah atau negara yang diwakilinya. Karena itu membangun olahraga juga merupakan bagian dari membangun karakter bangsa. Dalam dunia olahraga senantiasa menanamkan dan menjunjung tinggi kedisiplinan, kejujuran, persahabatan, kebersamaan atau sportivitas.
Karenanya seluruh elemen yang terlibat dalam pertandingan harus taat pada peraturan yang berlaku. Sebab dalam suatu permainan untuk meraih kemenangan atau prestasi terbaik bukan tidak mungkin berbagai cara atau perilaku curang akan ditempuh baik oleh atlet maupun pelatih. Apa arti sebuah kemenangan jika diraih dengan cara-cara curang, karena berarti mengingkari jiwa dan semangat olahraga itu sendiri.
Prestasi terbaik dalam olahraga itu sendiri, tidak serta merta diraih secara instan dengan mengimpor atlet telah jadi dari luar daerah misalnya. Tetapi diraih melalui pembinaan dan latihan yang terprogram, berjenjang, berkelanjutan dengan berbagai fasilitas penunjangnya. Kemajuan atau prestasi olahraga sering diidentikkan dengan kemajuan suatu daerah yang seakan-akan berbanding lurus.