Kampanye Pola Hidup Sehat

Photo Author
- Rabu, 26 Juli 2017 | 23:21 WIB

BEBERAPA waktu silam Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meluncurkan kampanye pola hidup sehat dengan tajuk Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) serentak di sejumlah wilayah Indonesia. Langkah ini dapat dikatakan sebagai tindakan terencana secara bersama-sama oleh seluruh lapisan dan komponen bangsa lewat kesadaran berperilaku hidup sehat guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Artinya kampanye ini lebih menitikberatkan pada upaya membudayakan pola hidup sehat. Sekaligus implementasi promotif-preventif guna menekan jumlah penderita penyakit katastropik (penyakit tidak menular) di Indonesia.

Transisi Epidemiologi

Program ini layak di apresiasi di tengah transisi epidemiologi (pergeseran pola penyakit) yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit katastropik seperti stroke, jantung, hipertensi, kolesterol, diabetes dan lain sebagainya. Apalagi, dekade terakhir jumlah penderita penyakit katastropik tidak lagi menjadi ‘penyakitnya’ para usia lanjut, akan tetapi telah menyasar usia produktif pada usia 25 - 55 tahun.

Padahal, terjadinya peningkatan jumlah penderita penyakit katastropik lebih banyak disebabkan oleh pola hidup tidak sehat dan gaya hidup masyarakat terutama perkotaan. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya aktivitas fisik, minimnya konsumsi buah dan sayur, kebiasaan merokok, pencemaran lingkungan karena emisi kendaraan bermotor dan asap rokok serta rusaknya sanitasi dan limbah pabrik.

Parahnya lagi situasi ini ditunjang oleh derasnya beban pekerjaan serta tingginya tingkat stres terutama masyarakat perkotaan. Itu mengapa faktor ini yang kemudian menjadi penyebab banyak masyarakat kita yang kemudian tidak peduli terhadap upaya menjaga kesehatan diri sendiri.

Hal itu dikonfirmasi oleh data yang disajikan oleh Riskesdas 2007 dan Riskesdas 2013. Data menyebutkan, ada sejumlah faktor risiko perilaku kesehatan yang terjadi, yakni penduduk kurang aktivitas fisik (26,1%); perilaku merokok penduduk sejak usia dini (36,3%); penduduk >10 tahun kurang konsumsi buah dan sayur (93,5%); penduduk >10 tahun, minum minuman beralkohol (4,6%).

Meskipun dekade terakhir kesakitan dan kematian akibat penyakit menular menurun, akan tetapi prevalensi penyakit secara umum masih cukup tinggi. Bahkan pada periode 1990-2015, pola kematian akibat penyakit katastropik semakin meningkat (37% menjadi 57%). Data ini dikhawatirkan akan semakin meningkat lagi seiring dengan gaya hidup di tengah masyarakat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X