SUGENG kondur para sedulur. Kedatangan saudara-saudara kita semua dalam rangka pulang kampung dan ‘mampir’ di Kota Yogyakarta pada momentum Lebaran ini merupakan berkah luar biasa. Kota Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata, memang menjadi tempat yang tidak akan terlewatkan pada musim libur panjang, seperti Lebaran tahun ini. Untuk itulah kami secara serius menyiapkan kedatangan para sedulur ini sebaik-baiknya.
Pemerintah Kota Yogyakarta beserta seluruh jajaran serta masyarakat Kota Yogyakarta, melakukan koordinasi terutama yang terkait langsung dengan pusat aktivitas yang menjadi tujuan seperti Malioboro, Pasar Beringharjo. Juga pelaku usaha cenderamata khas Yogyakarta, pengelola kuliner, pengelola parkir serta biro wisata dan transportasi, baik tradisional seperti andong, becak dan yang lainnya.
Sejak tiga minggu sebelumnya -- seminggu setelah kami dilantik -- Pemerintah Kota Yogyakarta, sudah menyiapkan tim yang bertugas untuk mempersiapkan dan melayani para sedulur yang tilik kampung dan silaturahmi ngrabuk umur dan wisatawan yang berlibur di Kota Yogyakarta. Mulai penertiban dan pengaturan arus lalu lintas, penyiapan pengaturan parkir, menambah kenyamanan di pusat ekonomi dan wisata, sosialisasi agar tidak ada lagi pedagang kuliner dan tarif parkir yang nuthuk.
Penyampaian informasi melalui spanduk, poster dan VMS maupun SMS Blasting dan pengaturan lampu lalu lintas atau lampu bangjo cerdas dengan sensor, pengaturan jarak jauh lampu bangjo maupun mengubah durasinya, serta peningkatan pemantauan melalui CCTV yang dimiliki Pemerintah Kota Yogyakarta dan DIY. Semua itu bekerja sama dengan Pemerintah DIY terutama Dinas Perhubungan. Agar para sedulur dan wisatawan nyaman di Kota Yogya, mengurangi kemacetan dan bisa menikmati suasana Yogya yang diharapkan semakin ngangeni ini. Untuk mendukung itu semua, disamping memperkuat operasi Ramadniya 2017 dari Kepolisian RI, Pemerintah Kota juga menyiapkan Tim Jogobaran atau Jogo Lebaran.
Permasalahan Klasik
Harus diakui sampai dengan Lebaran kemarin masih saja muncul permasalahan klasik khas Lebaran. Terjadi pemadatan densitas kendaraan di sejumlah tempat khususnya di Kawasan Malioboro dan sekitarnya, terbatasnya tempat parkir, masih adanya penerapan harga kuliner di luar ekspektasi tamu. Juga masalah parkir liar ataupun parkir dengan biaya yang kurang wajar.
Sejak awal, kita sudah sampaikan agar tidak ada harga nuthuk. Begitu ada yang berbuat nakal, Walikota dan Wakil Walikota secara tegas meminta agar diambil tindakan tegas, dan tindakan itu mendapat dukungan penuh dari komunitas pedagang kaki lima dan warga Malioboro sehingga yang bersangkutan ditutup. Dan Tim sejak itu secara terus menerus melakukan pemantauan langsung di pedagang kuliner dan pengelola parkir.
Apa yang muncul dalam informasi media sosial, saat itu juga kita respons dengan mendatangi langsung, mengklarifikasi atau melakukan tindakan yustisi melalui sidang PPNS atau sanksi tegas. Apresiasi kita berikan kepada Tim Jogobaran yang bisa sigap merespons setiap informasi yang masuk. Dan tindakan tegas ini menjadi bukti komitmen kami untuk memberikan layanan terbaik kepada tamutamu yang berkunjung ke Kota Yogya untuk mengisi libur Lebaran kali ini.