Keempat, santun (akhlaqiyyah), yaitu segala bentuk pemikiran, gerakan, dan amalan warga Islam Nusantara dilaksanakan dengan santun. Santun di sini berlaku sesuai dengan etika kemasyarakatan dan kenegaraan serta keagamaan. Kelima, tasamuh, yang berarti bersikap toleran, respek kepada pihak lain. Sikap toleran ini tidak pasif, tetapi kritis dan inovatif.
Diusahakan Bersama
Lima hal ini bisa menjadi ‘etos utama’untuk menghadirkan ruh agama yang memberi rahmat kepada semesta alam. Tugas bersama untuk saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran. Kemaslahatan publik memang harus diperjuangkan, bukan hanya sekelompok golongan saja. Kemaslahatan publik adalah tugas bersama, sementara negara harus selalu hadir memberikan pedoman yang tepat dan bervisi kesejahteraan.
Menegakkan etos utama inilah spirit nilai luhur bangsa yang sudah mengakar kuat. Inilah visi perdamaian sejati yang melekat dalam diri bangsa ini. Semangat gotong royong untuk perdamaian Indonesia dan dunia.
(Siti Muyassarotul Hafidzoh. Litbang PW Fatayat NU DIY, Guru MTs Binaul Ummah Bantul. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Sabtu 27 Mei 2017)