Bumi dan Masalahnya

Photo Author
- Sabtu, 22 April 2017 | 08:21 WIB

KERUSAKAN lingkungan sudah sampai tahap membahayakan hidup manusia. Salah satu faktor penting yang menyebabkan kerusakan lingkungan adalah pembabatan hutan. Sejak tahun 1985, terjadi pembabatan hutan sebesar 1,6 juta hektare pertahun, dan sekitar sepuluh tahun kemudian meningkat menjadi 2,83 juta hektare pertahun. Saat ini, diperkirakan setiap hari lebih dari Rp 83 miliar dirampok dari hutan Indonesia.

Selain pembabatan hutan, faktor lain yang merusak lingkungan adalah kemajuan ilmu pengetahuan. Munculnya pabrik-pabrik modern yang tidak memikirkan dampak yang berupa limbah pabrik, dengan sendirinya akan merusak lingkungan. Itupun belum terpikirkan polusi pabrik yang mengotori udara yang sangat dibutuhkan banyak orang untuk bernapas.

Penerapan teknologi dalam pertanian juga mulai tampak dampaknya, terutama dengan penggunaan-penggunaan pupuk kimia yang menyebabkan kehidupan petani tergantung pada pupuk kimia itu. Walau demikian, kehidupan kaum tani di Indonesia sangat berbeda-beda. Meski tetap tidak ada kaum tani yang tidak terkena akibat industri dan komunikasi modern.

Disadarkan Kembali

Setiap memeringati Hari Bumi pada 22 April, masyarakat seakan disadarkan kembali akan semakin pentingnya masalah lingkungan. Pertambahan penduduk di bumi dan kerusakan lingkungan akan semakin mengancam kemampuan bumi untuk menghasilkan pangan bagi manusia. Bahkan cara masyarakat mendapatkan sumber dayanya menyebabkan perubahan yang tidak bisa dikembalikan yang menurunkan proses alamiah yang mendukung kehidupan bumi. Situasi ini akan merusakkan upaya untuk menangani kelaparan, kemiskinan, dan perbaikan kesehatan.

Meski jika dicermati lebih jauh, manusia saat ini telah mengubah sebagian besar ekosistem secara dramatis pada jangka waktu singkat. Perubahan ekosistem mengarah ke pemanasan global. Untuk mencegah kenaikan suhu bumi lebih lanjut harus dilakukan pengurangan emisi.

Pada dasawarsa terakhir nampak sistem budi daya pangan telah begitu jauh meninggalkan prinsip-prinsip kelestarian sumber daya alam. Revolusi hijau yang mengandalkan pada penggunaan varietas unggul, pemupukan berat dengan menggunakan pupuk kimia (pupuk pabrik), pemberantasan hama penyakit dengan obat kimia dan pembangunan fasilitas irigasi, memang telah menunjukkan hasil yang nyata dengan meningkatnya produksi pangan. Meskipun demikian peningkatan produksi pangan ternyata belum mampu mengimbangi laju pertambahan penduduk. Di samping hama tanaman masih sering muncul, maka Indonesia kembali mengimpor beras.

Kepedulian Meningkat

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X