Mengritisi UNBK

Photo Author
- Selasa, 11 April 2017 | 23:29 WIB

MULAI Senin 10 April 2017 s/d Kamis 13 April 2017 secara nasional digelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pada satuan SMA dan MA pada sekolah yang memenuhi persyaratan untuk menjalankannya. Bagi sekolah yang tidak memenuhi persyaratan menjalankan UNBK diwajibkan menjalankan Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP).

Terdapat empat mata ujian yang di-UNBKkan di SMA dan MA kali ini; masing-masing adalah Bahasa Indonesia sebanyak 50 butir soal dengan alokasi waktu 120 menit. Bahasa Inggris sebanyak 50 butir soal dengan alokasi waktu 120 menit. Matematika sebanyak 40 butir soal dengan alokasi waktu 120 menit. serta 1 mata ujian pilihan berdasarkan program atau peminatannya.

Mata ujian pilihan untuk SMA dan MA Program IPA adalah Fisika, Kimia atau Biologi. Untuk SMA dan MA Program IPS adalah Ekonomi, Sosiologi atau Geografi; sedangkan untuk SMA dan MA Program Bahasa adalah Sastra Indonesia, Antropologi dan Bahasa Asing. Pilihan mata ujian Bahasa Asing adalah Bahasa Arab, Bahasa Jepang, Bahasa Jerman, Bahasa Perancis atau Bahasa Mandarin.

***

Penyelenggaraan UNBK menarik untuk disimak. Pasalnya ujian dengan sistem yang relatif baru ini hanya bisa dilaksanakan pada sekolah yang memiliki fasilitas dan budaya teknologi informasi yang kuat. Sekolah yang berlokasi di perkotaan biasanya memiliki fasilitas dan budaya teknologi informasi yang lebih kuat dibanding sekolah yang berlokasi di pedesaan. Meskipun dalam praktiknya banyak sekolah di perkotaan yang tidak memenuhi syarat untuk menyelenggarakan UNBK.

Penyelenggaraan UNBK seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang tidak bisa ditolak memang perlu diapresiasi meski masih didapati banyak kekurangan dalam pelaksanaannya. Penyelenggaraan UNBK memang dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, mutu, reliabilitas, kredibilitas, dan integritas ujian.

Dari sisi efisiensi misalnya; besarnya biaya yang diperlukan untuk pengadaan soal, pengamanan soal, honor pengawas dan sebagainya bisa dihemat. Dari sisi mutu, kemungkinan terjadinya contek-menyontek serta kerja sama negatif sebagaimana terjadi dalam sistem ujian konvensional selama ini bisa ditekan, bahkan dihilangkan. Sehingga mutu ujian bisa ditingkatkan. Hal senada juga diperoleh dari sisi reliabilitas, kredibilitas dan integritas ujian nasional yang sangat monumental itu.

Meskipun banyak sisi positif yang bisa diungkap namun banyak juga sisi negatif yang perlu mendapatkan perhatian. Belajar dari pengalaman penyelenggaraan UNBK di SMK dan MAK tanggal 3 s/d 6 April 2017 yang lalu ternyata masih banyak kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaannya. Kekurangan itu antara lain menyangkut banyaknya siswa yang belum siap menjalankan UNBK meskipun pernah diberi pelatihan. Kurang siapnya proktor dan teknisi di beberapa sekolah, masih ada komputer yang error dan sebagainya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X