HAJATAN sekolah berupa Ujian Nasional (UN) sudah digelar. UN pada jenjang SMK dilaksanakan pada 3-6 April 2017. Pada jenjang SMA/MA akan dilaksanakan pada 10-13 April 2017. Sedangkan pada tingkat SMP/MTs akan dilaksanakan pada 2, 3, 4, 15 Mei 2017. Ada hal mendasar yang membedakan UN kali ini dengan tahun-tahun sebelumnya. Karakter soal hafalan yang banyak ditemukan dalam soal-soal selama ini mulai ditinggalkan dan diarahkan pada kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS).
Hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) dan Trends in Internasional Match and Science Survey (TIMSS) menunjukkan bahwa sejak tahun 1999 sampai 2015, peringkat siswa Indonesia belum mampu menempati posisi atas.
Mayoritas siswa kita memiliki kemampuan berpikir rendah atau Lower Order Thinking Skills (LOTS). Literasi sains, yaitu proses, konten, dan aplikasi sains siswa masih rendah.
Berpikir Kognitif
Pada dasarnya, HOTS merupakan inti dari berpikir kognitif. Dasar yang biasa dipakai adalah Taxonomy of Educational Objectives karya Benjamin Bloom (1965) yang telah direvisi oleh Anderson & Krathwohl (2001). Dari revisi taksonomi Bloom (remember, understand, apply, analyze, evaluate, create), HOTS berada pada dimensi ke 4-6, yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Melalui dimensi tersebut, siswa diharapkan mampu mengaplikasikan ilmunya dalam situasi berbeda sehingga menghasilkan pembelajaran bermakna.
Ada empat komponen HOTS, yaitu kemampuan menalar, kemampuan menyusun argumen, kemampuan berpikir kritis - memecahkan masalah, dan metakognisi. Berpikir kritis merupakan indikator utama dari HOTS, selain kemampuan memecahkan masalah, membuat keputusan, dan berpikir kreatif. Kemampuan ini sangat penting dimiliki dan diperlukan ketika seseorang ingin berinteraksi, memahami fenomena riil, dan mengambil peran dalam masyarakat. Hal ini sejalan dengan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa salah satu tujuan pendidikan nasional untuk menjadikan peserta didik sebagai warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Ada beberapa strategi yang dikembangkan untuk menilai HOTS siswa. Di antaranya adalah menganalisis argumen, mengevaluasi kredibilitas sumber informasi, membuat atau mengevaluasi kesimpulan, mengidentifikasi masalah kompleks, mengevaluasi beberapa strategi untuk memperoleh solusi. Kemudian mengevaluasi kualitas solusi, memprediksi model masalah, merumuskan alasan berdasarkan data valid, menggunakan analogi untuk menyelesaikan masalah, dan memecahkan masalah dengan sudut pandang ke belakang.
Pembelajaran HOTS