Kunjungan Jokowi ke Australia

Photo Author
- Sabtu, 25 Februari 2017 | 06:49 WIB

INDONESIA memiliki komitmen kuat menjalin hubungan bersahabat dengan negara-negara tetangga, termasuk Australia. Setelah mengalami penundaan pada November 2016, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Australia pada Sabtu (25/2) hingga Minggu (26/2) ini. Kunjungan itu sebenarnya merupakan kunjungan balasan PM Australia Turnbull ke Jakarta pada awal 2016. Kunjungan ini menjadi kesempatan untuk meningkatkan kerja sama berbagai bidang, terutama ekonomi.

Penundaan kunjungan Jokowi pada akhir 2016 itu sebenarnya merupakan respon keras dari pemerintah Indonesia atas situasi domestik di Australia. Mengawali tahun 2017, hubungan bilateral Indonesia dan Australia justru mengalami ketegangan yang tak terduga. Pertama adalah insiden penghinaan di Markas Komando Militer Australia di Perth terhadap prinsip-prinsip dasar negara Indonesia pada 2016. Menteri pertahanan dan panglima militer kedua negara telah berinteraksi untuk mengambil langkah-langkah investigasi. Pihak Indonesia berketetapan menghentikan untuk sementara waktu kerjasama militer kedua negara, khususnya dalam pelatihan bahasa Indonesia (4/1/2017).

Insiden kedua adalah pengibaran bendera Papua Merdeka Bintang Kejora di Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Melbourne pada Jumat, 6 Januari 2017. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menelepon rekannya Julia Bishop. Pemerintah Indonesia  mendesak pemerintah Australia memberikan perlindungan keamanan lebih ketat kepada kantor-kantor perwakilan asing, termasuk milik pemerintah RI, sesuai konvensi Wina. Secara khusus, Jakarta meminta Canberra menangkap pelaku pengibaran bendera itu.

Yang menarik adalah bahwa kunjungan kenegaraan ke Australia ini tidak akan membahas kedua insiden itu. Bagi pemerintahan Jokowi, kedua isu tersebut dianggap sudah ditangani oleh kementerian terkait sesuai aturan hukum di Australia dan tidak merusak hubungan bilateral yang lebih luas. Oleh karena itu, fokus kunjungan kali ini adalah penguatan kerjasama ekonomi dan maritim kedua negara. Agenda pertemuan bilateral meliputi penyelesaian IA-CEPA (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement), termasuk isu-isu cyber security, pariwisata, pertambangan, dan persoalan yang berkaitan dengan terorisme.

Salah satu tujuan penting dari kunjungan Presiden Jokowi adalah memperkuat hubungan negara bertetangga yang saling menguntungkan dan menghormati. Tujuan itu dapat dicapai melalui pendekatan people to people. Hingga saat ini, peminat Bahasa Indonesia di Australia sangat tinggi. Sekarang tercatat sekitar 160.000 orang Australia belajar Bahasa Indonesia. Ini merupakan asset strategis bagi Indonesia untuk diberdayakan dalam rangka meningkatkan kerjasama antar-masyarakat.

Kedekatan geografis Indonesia dan Australia merupakan suatu keniscayaan yang tidak dapat diingkari. Posisi Indonesia dan Australia menjadi sangat penting secara geopolitik bagi kedua negara untuk menjalin hubungan bilateral dan berkontribusi menciptakan stabilitas dan perdamaian kawasan.

Usia hubungan kerjasama kedua negara yang telah lebih dari setengah abad  merupakan usia yang sangat dewasa bagi sebuah hubungan bilateral. Dalam perkembangannya hubungan bilateral antara Indonesia dan Australlia mengalami dinamikanya sendiri.

Di tingkat pemerintahan, hubungan kedua negara cenderung lebih dekat dan saling memahami. Bahkan pejabat di kedua pemerintahan sudah terbiasa berinteraksi secara personal. Dalam suasana bilateral seperti ini, persoalan di tingkat pemerintahan lebih mudah dan cepat diselesaikan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X