PEMERINTAH DIY menetapkan bahwa ke depan arah pembangunan ekonomi adalah ke arah selatan. Ke arah utara sudah mentok Gunung Merapi yang sering erupsi. Ke arah timur dan barat mentok perbatasan dengan Jateng. Peluangnya tinggal ke arah selatan yakni kawasan pesisir dan laut.
Implementasi kebijakan tersebut telah dimulai sekitar 20 tahun lalu, dengan bentuk demplot pertanian. Juga penanaman pohon penahan angin laut sekaligus penghijauan, pemberdayaan nelayan, pengembangan wisata, dan pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS). Kini dimulainya pembangunan bandara internasional (New Yogyakarta International Airport= NYIA).
Saat ini bidang pertanian kawasan pesisir (lahan pasir) telah cukup berkembang, dengan sejumlah komoditas : cabai,, bawang merah, sayuran lainnya (terong, kacang panjang, kangkung, loncang), ubi jalar dan ternak (bebek, ayam, sapi). Sektor pertanian ini didukung pabrik pupuk organik Petroganik (kerja sama dengan PT Petrokimia), dan terminal agribisnis di Sanden.
Sepanjang kawasan Pantai DIY (Gunungkidul, Bantul, dan Kulonprogo) telah tumbuh dengan cepat menjadi destinasi wisata seiring hadirnya JJLS. Daya tarik wisata diharapkan meningkat jika berhasil direalisir Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) menggunakan kincir besar, sebagaimana dicanangkan Presiden Jokowi 2015 lalu. Sektor wisata ini akan mendukung secara integral kawasan agropolitan, karena kehadiran wisatawan merupakan pasar yang potensial bagi berbagai produk pertanian kawasan pesisir dan kawasan (zone) sebelah utara JJLS.
Bupati Bantul bersama DPRD (2010) telah menetapkan kawasan pesisir sebagai kawasan agropolitan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Agropolitan adalah pengembangan ekonomi wilayah berbasis potensi agro (pertanian), sebagai program khusus yang berdampak luas. Antara lain agribisnis komoditas unggulan, agroindustri, dan agrowisata. Program agropolitan merupakan kolaborasi beberapa sektor dan intansi (Diperta, DPU, Bappeda, Perindagkop). Sumber anggaran didukung APBD dan APBN. Melihat perkembangan pertanian yang pesat, pada tahun 2010 Dinas Kimpraswil (DPU) DIY membangun infrastruktur berupa: sejumlah ruas jalan usaha tani di lahan pasir, jalan masuk kawasan, terminal agribisnis, dan sarana parkir wisata.
Pada kawasan agropolitan dikembangkan berbagai aspek agribisnis yang mencakup: kegiatan produksi, penyediaan sarana (benih, pupuk), industri pengolahan hasil, dan pemasaran. Guna mewujudkan suplai komoditas yang kontinyu, agropolitan didukung sentra produksi kawasan sekitar, seperti sentra cabai, bawang merah, kelapa, kelapa muda, pisang dan beras.
Agribisnis