Agropolitan, JJLS dan Bandara

Photo Author
- Senin, 13 Februari 2017 | 08:19 WIB

PEMERINTAH DIY menetapkan bahwa ke depan arah pembangunan ekonomi adalah ke arah selatan. Ke arah utara sudah mentok Gunung Merapi yang sering erupsi. Ke arah timur dan barat mentok perbatasan dengan Jateng. Peluangnya tinggal ke arah selatan yakni kawasan pesisir dan laut.

Implementasi kebijakan tersebut telah dimulai sekitar 20 tahun lalu, dengan bentuk demplot pertanian. Juga penanaman pohon penahan angin laut sekaligus penghijauan, pemberdayaan nelayan, pengembangan wisata, dan pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS). Kini dimulainya pembangunan bandara internasional (New Yogyakarta International Airport= NYIA).

Saat ini bidang pertanian kawasan pesisir (lahan pasir) telah cukup berkembang, dengan sejumlah komoditas : cabai,, bawang merah, sayuran lainnya (terong, kacang panjang, kangkung, loncang), ubi jalar dan ternak (bebek, ayam, sapi). Sektor pertanian ini didukung pabrik pupuk organik Petroganik (kerja sama dengan PT Petrokimia), dan terminal agribisnis di Sanden.

Agropolitan

Sepanjang kawasan Pantai DIY (Gunungkidul, Bantul, dan Kulonprogo) telah tumbuh dengan cepat menjadi destinasi wisata seiring hadirnya JJLS. Daya tarik wisata diharapkan meningkat jika berhasil direalisir Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) menggunakan kincir besar, sebagaimana dicanangkan Presiden Jokowi 2015 lalu. Sektor wisata ini akan mendukung secara integral kawasan agropolitan, karena kehadiran wisatawan merupakan pasar yang potensial bagi berbagai produk pertanian kawasan pesisir dan kawasan (zone) sebelah utara JJLS.

Bupati Bantul bersama DPRD (2010) telah menetapkan kawasan pesisir sebagai kawasan agropolitan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Agropolitan adalah pengembangan ekonomi wilayah berbasis potensi agro (pertanian), sebagai program khusus yang berdampak luas. Antara lain agribisnis komoditas unggulan, agroindustri, dan agrowisata. Program agropolitan merupakan kolaborasi beberapa sektor dan intansi (Diperta, DPU, Bappeda, Perindagkop). Sumber anggaran didukung APBD dan APBN. Melihat perkembangan pertanian yang pesat, pada tahun 2010 Dinas Kimpraswil (DPU) DIY membangun infrastruktur berupa: sejumlah ruas jalan usaha tani di lahan pasir, jalan masuk kawasan, terminal agribisnis, dan sarana parkir wisata.

Pada kawasan agropolitan dikembangkan berbagai aspek agribisnis yang mencakup: kegiatan produksi, penyediaan sarana (benih, pupuk), industri pengolahan hasil, dan pemasaran. Guna mewujudkan suplai komoditas yang kontinyu, agropolitan didukung sentra produksi kawasan sekitar, seperti sentra cabai, bawang merah, kelapa, kelapa muda, pisang dan beras.

Agribisnis

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X