Peringkat GCI Indonesia dalam tiga tahun terakhir ini trennya turun dari peringkat 34 (2014) menjadi 37 (2015) dan 41 (2016) dari 140-an negara. Pada level ASEAN, Indonesia masih di bawah Thailand yang berada di peringkat 32, Malaysia di peringkat 18 dan Singapura di peringkat 2. Jumlah peneliti Indonesia hanya 90 per satu juta penduduk juga tergolong lebih rendah dibanding Brasil 700,†Tiongkok 1.020 peneliti, Rusia†3.000, dan Korea Selatan 5.900 peneliti per 1 juta penduduk.
Sayangnya entah karena pertimbangan apa, justru alokasi anggaran nasional untuk riset cenderung turun, termasuk tahun 2017 ini. Dalam logika penulis, jika dipandang ada hal yang belum optimal dengan peran R&D dapat dilakukan evaluasi. Pengurangan anggaran R&D bukanlah jawaban terhadap semakin ketatnya persaingan dalam era perdagangan bebas dan masyarakat ekonomi ASEAN. Semoga pemangkasan anggaran R&D bukan karena sikap ke-pekok-an (tutup mata tutup telinga) terhadap upaya mendapatkan solusi menuju perkembangan dan tantangan bangsa melalui R &D.
(Bambang Suwignyo PhD. Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerjasama, Fakultas Peternakan UGM, Ketua Divisi Pertanian Terpadu MPM PP Muhammadiyah. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Jumat 13 Januari 2017)