Teknis Penyelenggaraan
Kedua, pertimbangan jarak antara sekolah yang melaksanakan UNBK dengan sekolah asal siswa. Hal ini penting, jika jaraknya terlalu jauh maka ongkos finansial yang harus ditanggung orangtua siswa jauh lebih besar. Setidaknya ongkos transportasi. Bahkan jika sampai harus mondok atau diasramakan, maka biayanya bisa lebih besar lagi. Jangan sampai terjadi, lebih baik tidak ikut ujian daripada dibebani ongkos lebih mahal.
Ketiga, pemetaan kesiapan sekolah tidak sekadar kesiapan infrastruktur, namun juga sistem manajemennya. Terutama jika dihubungkan dengan hal teknis seperti pelaksanaan UNBK yang akan dilangsungkan secara bergelombang. Dalam hitungan di atas kertas, dalam sehari pelaksanaan UNBK bisa dilakukan sampai tiga gelombang. Sirkulasi peserta ujian antargelombang harus dijaga agar tidak saling mengganggu terhadap peserta sebelumnya atau sesudahnya. Selain itu, yang tidak boleh lepas dari perhatian ialah masalah teknis penyelenggaraan. Seperti listrik mati, kemampuan teknisi, hingga kapasitas perangkat komputer.
Akhirnya, ujung UNBK adalah kejujuran. Oleh sebab itu program penelitian indeks integritas siswa dan sekolah perlu tetap diadakan. Sekolah yang sukses UNBK adalah sekolah yang indeks integritasnya tinggi. Siswa yang hebat adalah siswa yang indeks integritasnya tinggi.
(Ki Sugeng Subagya. Pamong Tamansiswa di Yogyakarta. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Kamis 12 Januari 2017)