SST, Penjaga Kewarasan

Photo Author
- Kamis, 29 September 2016 | 13:27 WIB

KEDAULATAN Rakyat bungah lan sumringah di usia genap sudah umurnya 71 tahun. . Daun kalender menunjuk angka 27 September 1945, orok KR kali pertama bersemuka dengan publik berbekal 16 halaman. Laiknya bayi abang yang baru saja mbrojol dari rahim simboknya, penampilan KR begitu polos dan belum bisa berdandan menor. Hari bersalin minggu, bulan berganti tahun, KR tiada lelah mempercantik diri dan menggarap serius rubrikasi untuk dihidangkan ke meja pembaca.

Berani sumpah, ada kolom mungil berada di sudut kanan bawah yang senantiasa mengajak pembaca tak ingin cepat-cepat menaruhnya kembali di atas meja. Kendati kalimatnya ringkas, ia selalu dinantikan. Selain enak untuk disantap bak sepiring gudeg Wijilan, ia juga menerbitkan tawa maupun mengetuk rasa kamanungsan. Kolom ini bernama SungguhSungguh Terjadi (SST).

Selama puluhan tahun rubrik tersebut sukses meringkus hati pembaca. Dalam perspektif dapur redaksi, mempertahankan SST setengah abad lebih jangan dipandang sebagai tindakan konyol. Justru kehadirannya laksana dokter yang penuh welas asih memberi hiburan murah (tapi bukan murahan) serta wejangan supaya tetap waras. Di sanalah dijumpai kepingan kata lawas yang dirindukan, kesegaran informasi, banyolan yang tak garing, kelucuan memaknai hidup, dan para tokoh yang baru.

Contoh

Saya comotkan contoh teranyar yang tampil pekan lalu. Haryanto dari Prawirotaman (Yogyakarta) menjereng cerita tentang rombongan turis asing saat di Parangtritis didatangi wanita tua yang menawarkan jualannya berupa peyek undur-undur. Salah seorang turis tanya: ‘What this name?’ Pemandunya menjawab, ‘this name is payek back-back.’Turisnya cuma mengangguk sambil tersenyum, sebab tidak mengerti maksud back-back.

Contoh berikutnya, Slamet Arbani dari Kauman Gombong menenun kisah seorang pemuda menyanyi tanpa henti di dekat Jembatan Kauman Gombong. Kebanyakan orang yang lewat jembatan mengira ia pengamen yang tengah mengais uang receh. Tak kala ada orang yang merasa iba dan memberi uang, ditolak seraya bilang : ‘Saya cuma lagi menghapal lagu. Bukan sedang mengamen’.

Kalimat yang tersaji di SST di atas mengundang senyum. Ia termasuk kategori humor. Secara konseptual, humor merupakan satu rangsangan verbal atau visual yang secara spontan sanggup memancing senyum dan tawa orang yang mendengar, membaca, atau melihatnya. Humor bisa berujud ujaran yang didengar, tulisan atau gambar yang dibaca, dan berupa gerak-gerik fisik yang dapat ditatap bola mata. Bukan hanya di panggung, humor juga diumumkan oleh media cetak direalisasikan dalam bentuk kartun disertai teks dialog maupun dalam bentuk narasi singkat macam SST.

Di samping sebagai ‘terminal’ para penulis lintas daerah, SST merupakan penjaga kewarasan segenap pembaca yang belakangan disuguhi drama politik yang menjemukan dan tayangan televisi yang membelok dari spirit edukasi. Apa yang dikemukakan dalam SST adalah ekspresi rakyat yang jujur, jeli membidik kondisi di sekitarnya, orisinil, dan lucu. Dalam konteks ini, penulis menjelma menjadi pelawak karena berhasil mengabarkan sesuatu yang lucu, tanpa harus misuh-misuh dan menyinggung hal yang beraroma porno.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X