Nasionalisme ‘Jack Ma’

Photo Author
- Jumat, 23 September 2016 | 08:34 WIB

PEMILIK raksasa bisnis Alibaba Group asal Tiongkok Jack Ma menjadi pembicaraan hangat publik Indonesia. Diawali dari pernyataan Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara (9/9) di beberapa media yang telah melobi Jack Ma untuk menjadi penasihat atau anggota steering committee untuk pelaksanaan roadmap e-commerce Indonesia. Publik mulai merespons, ada yang pro dan tentu juga ada yang kontra atas wacana tersebut.

Dan menurut laman resmi dari Alibaba group Jack Ma masih mempertimbangkan permintaan tersebut. Jack Ma dengan Alibaba Group sendiri bukan figur asing bagi publik Indonesia. Ia adalah salah satu pemilik perusahaan e-commerce di Indonesia yaitu Lazada yang dibeli dengan nilai mencapai US$ 1 miliar.

Siapakah Jack Ma

From zero to hero, ungkapan tersebut layak disematkan kepada Jack Ma. Dengan nama asli Ma Yun lahir di Hangzhou China 15 Oktober 1964. Meniti karier dari seorang Guru Bahasa Inggris dan berubah menjadi miliarder nomor satu di negeri tirai bambu dan masuk urutan 26 jajaran orang terkaya di dunia. Sebelum menjadi guru dia puluhan kali melamar pekerjaan dan selalu gagal. Pernah mendaftar menjadi karyawan Kentucky Fried Chicken (KFC), dari 27 yang mendaftar dan hanya 26 yang diterima dan dia satu-satunya yang tidak diterima.

Sejak usia 12 hingga 20 tahun, dia mengendarai sepedanya selama 40 menit ke hotel dimana dia dapat belajar Bahasa Inggris. Selama delapan tahun belajar tersebut, Jack Ma banyak bergaul dengan turis asing. Dari pergaulannya tersebut, mengubah cara pandang hidupnya. Jack Ma pertama kali menggunakan internet pada tahun 1995, saat dia mencari kata ‘beer’ dan ‘china’. Tetapi saat itu, Ma tidak menemukan hasil pencarian yang diharapkan melalui internet. Berbekal rasa penasaran, dia lantas menciptakan laman website untuk jasa terjemahan bahasa China. Hanya beberapa jam saja, dia menerima banyak surat elektronik yang cukup membantu membangun situs tersebut.

Dari kejadian tersebut kemudian menjadi faktor pemicu berdirinya Alibaba Group empat tahun kemudian. Saat ini, Alibaba merupakan retailer online terbesar di China dan berada di posisi kedua dunia setelah Wal-Mart. Berkat kegigihannya, dua situs Alibaba, Taobao Marketplace dan Tmail.com, mendominasi sistem portal pengiriman China. Saat ini Alibaba berambisi mengalahkan eBay, situs jual beli online yang bermarkas di Amerika.

Kita tentu takjub dengan prestasi yang telah ditorehkan Jack Ma. Tetapi apakah dengan kekaguman kemudian melupakan ‘nasionalisme’ kita. Taipan dari negeri tirai bambu tersebut tentu juga mempunyai motif bisnis apabila akhirnya menerima pinangan dari Indonesia. Apalagi Tiongkok saat ini sudah menyusun strategi pengembangan ekonomi melalui Maritime Silk Road (MSR) dalam rangka mengintegrasikan ekonomi di kawasan Asia sebagai strategi dominasi dan penguasaan ekonomi kawasan.

Menggiurkan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X