Sampah yang tercecer dapat menimbulkan masalah kesehatan dan menciptakan lingkungan yang tidak nyaman.Dengan mempraktikkan pemilihan sampah rumah tangga, kita memberikan contoh yang baik bagi anak -anak dan generasi mendatang tentang bagaimana menjaga bumi agar tetap hijau dan berkelanjutan.
Jenis Sampah Rumah Tangga
Untuk memulai gerakan memilah sampah ini pertama-tama penting untuk mengenali jenis-jenis sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga. Sampah rumah tangga umumnya dapat dikelompokkan menjadi empat kategori utama:
• Sampah Organik: Sisa makanan, daun, dan bahan organik lainnya.
• Sampah Anorganik Non-Recyclable: Plastik, karet, tisu, dan bahan-bahan non-daun lainnya.
• Sampah Anorganik Recyclable: Botol plastik, kertas, kardus, dan logam.
• Sampah Berbahaya Beracun: Baterai, cat, obat-obatan, dan produk kimia rumah tangga.
3R: Reduce, Reuse, Recycle
Sebagai langkah awal, kita dapat menerapkan prinsip 3R dalam pengelolaan sampah rumah tangga:
• Reduce (Kurangi): Kurangi penggunaan produk sekali pakai dan kemasan berlebihan. Pilihlah produk dengan kemasan ramah lingkungan dan hindari pemborosan.
• Reuse (Gunakan Kembali): Selalu pertimbangkan untuk menggunakan kembali barang-barang sebelum memutuskan untuk membuangnya. Contohnya, gunakan botol minuman ulang dan kantong belanjaan kain.
• Recycle (Daur Ulang): Pastikan kita memisahkan semua sampah yang dapat didaur ulang seperti kertas, plastik, dan logam. Pisahkan sampah berdasarkan jenisnya untuk memudahkan proses daur ulang sebelum diserahkan kepada pengelola daur ulang.
Mengelola Sampah Rumah Tangga Secara Mandiri yang Anti PHP
Kompos Sampah Organik
Kompos dari sampah organik merupakan proses penguraian bahan organik menjadi bahan humus yang berguna sebagai pupuk alami bagi tanah. Bahan organik adalah material yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup.
Kumpulkan semua sampah organik seperti sisa makanan, potongan sayuran, kulit buah, daun kering, dan bahan organik lainnya. Pastikan sampah organik ini tidak tercampur dengan sampah yang mengandung bahan berbahaya seperti bahan kimia, obat-obatan, atau limbah medis.
Saat ini ada banyak panduan proses pengomposan dari bahan sampah organic rumah tangga tersedia di kanal youtube maupun social media yang bisa diakses dengan mudah untuk dipelajari dan dipraktekkan.
Kompos dari sampah organik merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengurangi limbah dan mendaur ulang material organik untuk kembali menyuburkan tanah.
Pemilihan Sampah Berbahaya dan Beracun
Menurut Undang – Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Bahan Berbahaya dan Beracun atau sering disingkat dengan B3 adalah zat, energi, atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup, membahayakan lingkungan hidup, kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
Sampah dan limbah B3 skala rumah tangga bisa ditampung sementara di drop box bertanda khusus seperti yang ada di depo sampah Kotagede, depo sampah Gedongkiwo, depo sampah Mandala Krida, kantor DLH Kota Yogyakarta, dan di depo sampah Tompeyan.
Terkait pemilahan sampah B3 ini masih banyak warga yang belum teredukasi dengan baik dan membuangnya begitu saja bersama dengan jenis sampah lainnya.
Meski awalnya tidak mudah, namun penting untuk mendidik seluruh anggota keluarga tentang pentingnya pemilihan sampah rumah tangga yang tepat. Mengajarkan kepada anak mengenai konsep 3R dan cara mendaur ulang.
Jika semua anggota keluarga berpartisipasi secara aktif, pemilihan sampah rumah tangga akan lebih efektif. Selain itu, beberapa aplikasi ginerak yang dapat diunduh dengan mudah melalui gawai pribadi seperti Rapel.id, Pasti Angkut dan Daur Resik dapat membantu kita mencari tempat daur ulang terdekat, menyediakan informasi terkait pemilihan sampah rumah tangga, misalnya edukasi tentang jenis sampah, atau memberikan tips tentang pengelolaan sampah yang lebih baik.
Pemilihan sampah rumah tangga adalah langkah kecil namun sangat berarti dalam mendukung upaya untuk mengatasi masalah sampah dan pencemaran lingkungan.
Dengan berpartisipasi secara aktif dan konsisten dalam pengelolaan sampah yang tepat melalui pembiasaan sederhana di rumah, kita dapat berkontribusi pada lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan lestari berkelanjutan.
Semoga nantinya pemerintah tidak perlu lagi mencari lahan-lahan baru untuk dijadikan TPA karena warganya sudah mahir dan mandiri mengelola sampah tumah tangganya sendiri.
Ditulis oleh
Maria Kumalasanti, S.E, M.B.A
Instagram @santizaidan
Dosen STIE SBI Yogyakarta, MC, woman creative-preneur