Harus diakui, rangkaian proses ibadah haji pasti memberikan pengalaman rohani yang tak terlupakan bagi jemaah. Setiap tamu Allah pasti teringat saat melaksanakan prosesi ibadah haji. Selalu terbayang tatkala mengelilingi Ka’bah (thawaf), berjalan mondar-mandir antara Bukit Shafa dan Marwa (saÃi), berkumpul di Arafah (wuquf), melontar dengan batu-batu kecil (jumrah), bermalam (mabit) di Muzdalifah dan Mina, menggunting atau mencukur rambut (tahalul), mencium batu hitam (hajar aswad), serta salat berjamaah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Tetapi yang juga penting diingat, kini ada jutaan orang yang sedang mengantre menjadi tamu Allah. Karena itu, orang yang sudah berhaji harus berempati dengan menahan ego spiritualitasnya untuk memberikan kesempatan pada saudaranya.
(Dr Biyanto MAg. Dosen UIN Sunan Ampel dan Wakil Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim. Artikel ini tertulis di Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Jumat 12 Agustus 2016)