Subsidi BBM

Photo Author
- Kamis, 18 April 2024 | 18:30 WIB
Fahmy Radhi.
Fahmy Radhi.


KRjogja.com - KONFLIK Iran-Israil berpotensi menaikan harga minyak dunia yang akan memicu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri. Pasalnya, Iran merupakan salah satu penghasil minyak yang berpengaruh dalam penetapan harga minyak dunia. Di samping itu, lokasi konflik di sekitar Selat Hormuz yang menjadi jalur vital perdagangan global.

Jika Selat Hormuz ditutup akibat perang Iran-Israil, jalur supply chain minyak dunia akan terganggu yang menghambat pasokan minyak dan menaikkan biaya distribusi, sehingga menaikan harga minyak dunia. Pasca penyerangan Iran terhadap wilayah Israil, pada perdagangan Rabu, 17 April 2024, harga minyak dunia acuan Brent naik 0,11 persen di level US $90,08 per barel. Potensi kenaikan harga minyak dunia akan berlanjut jika eskalasi ketegangan Iran-Israil meluas.

Sebagai net-importer, kenaikan harga minyak dunia sudah pasti akan berpengaruh terhadap harga BBM di Indonesia, bahkan berpotensi di atas asumsi ICP (Indonesian Crude Price) asumsi APBN 2024 yang ditetapkan sebesar US $ 82 per barrel. Dengan ICP sebesar itu, subsidi dan kompensasi BBM pada APBN 2024 mencapai Rp. 244,18 triliun. Kalau harga minyak dunia melambung hingga ICP menjadi US $110 per barrel, subsidi dan kompensasi BBM membengkak menjadi Rp. 287,24 triliun.

Baca Juga: Ahli Nuklir UGM jadi Buron Polda Jatim, Begini Tanggapan Kampus

Dalam kondisi ketidakpastian harga minyak dunia, Pemerintah melalui Menteri Koordinator Perekonomian Erlangga Hartarto mengatakan bahwa Pemerintah akan menyesuaikan anggaran subsidi energi, tanpa mengungkapkan arah penyesuaian tersebut. Pemerintah justru menjamin bahwa tidak akan menaikan harga BBM Subsidi sampai Juni 2024.

Kalau eskalasi konflik Iran-Israil meluas, tidak bisa dihindari harga minyak dunia akan melambung, bahkan bisa mencapai di atas US $ 100 per barrel. Dalam kondisi tersebut, Pemerintah dihadapkan pada dilemma dalam penetapan harga BBM di dalam negeri. Kalau harga BBM Subsidi tidak dinaikan, beban subsidi akan membengkak, yang makin memberatkan APBN. Di samping itu, kenaikan harga minyak dunia akan semakin menguras devisa untuk membiayai impor BBM.

Ujung-ujungnya makin memperlemah kurs rupiah terhadap dollar AS, yang sudah sempat menembus Rp. 16.000 per dollar AS. Kalau harga BBM Subsidi dinaikan, sudah pasti akan memicu inflasi yang menyebabkan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok sehingga menurunkan daya beli rakyat dan menaikan angka kemiskinan.

Baca Juga: Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta Per Bulan Berkat Pinjaman Ultra Mikro BRI

Dalam kondisi ketidakpastian harga minyak dunia akibat konflik Iran-Israil, Pemerintah jangan memberikan jaminan bahwa harga BBM Subsidi tidak dinaikan hingga Juni 2024, yang mengarah pada PHP (Pemeberian Harapan Palsu) kepada rakyat. Kalau Mei 2024 eskalasi konflik Iran-Israil meluas, harga minyak dunia berpotensi naik di atas US $100 per barrel, yang akan menaikan beban subsidi dan kompensasi BBM.

Kalau akhirnya Pemerintah memutuskan menaikan harga BBM Subsidi pada saat ICP sebesar US $110, jaminan Pemerintah, untuk tidak menaikan harga BBM Subsidi hingga Juni 2024, hanya merupakan PHP belaka.

Pemerintah sebaiknya mengambil keputusan realistis berdasarkan indikator terukur, salah satunya harga minyak dunia. Kalau harga minyak dunia masih di bawah US $110 per barrel, harga BBM Subsidi tidak perlu dinaikan. Namun, kalau harga minyak dunia mencapai di atas US $110 per barrel, harga BBM Subsidi sebaiknya dinaikan, sembari memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada rakyat miskin yang terdampak.

Baca Juga: Berlagak Cari Laudry Seorang Perempuan Bobol Rumah di Kasihan

BLT diberikan tidak hanya pada saat kampanye pemilihan presiden saja, tetapi juga harus diberikan pada saat Pemerintah memutuskan kenaikan harga BBM untuk mengurangi beban bagi rakyat miskin yang terdampak. (Fahmy Radhi, Dosen Depertemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM dan Pengurus ISEI DIY)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X