Lebaranomics 2025

Photo Author
- Kamis, 3 April 2025 | 22:50 WIB
Dr. Y. Sri Susilo.
Dr. Y. Sri Susilo.


KRjogja.com - KEMENTERIAN Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI) memprediksi pemudik pada tahun 2025 turun 24 persen dibandingkan lebaran tahun lalu. Survei Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub RI (2025), mencatat total pemudik 2025 kemungkinan hanya 146,48 juta orang. Jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya dengan jumlah 193,6 juta pemudik.

Untuk diketahui jumlah pemudik tahun 2023 mencapai 123,80 juta dan meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 85,50 juta pemudik. Pada tahun 2022, Pemerintah memperbolehkan masyarakat mudik kembali, setelah pada tahun 2020 dan 2021 dilarang mudik karena Pandemi Covid-19.

Tradisi mudik lebaran tentu akan mempunyai efek pengganda (multiplier effect) terhadap perekonomian. Efek pengganda tersebut didorong dari meningkatnya aktivitas transportasi, komunikasi, penginapan, konsumsi, destinasi wisata dan sebagainya.

Baca Juga: Seorang Pria Curi Kotak Amal di Banjarnegara, Begini Tanggapan Netizen

Pemudik menuju ke daerahnya masing-masing tentu akan menggunakan jasa transportasi baik transportasi umum (pesawat, kereta api, bus, taksi dan transportasi online) serta kendaraan pribadi. Dalam hal pemudik akan mengeluarkan biaya untuk pembelian tiket. Bagi pengguna kendaraan akan mengeluarkan biaya untuk BBM, tol dan konsumsi di sepanjang perjalanan.

Pengeluaran untuk jasa komunikasi juga meningkat. Pembelian data untuk telepon seluler meningkat karena kebutuhan komunikasi, termasuk chat WA, juga meningkat. Pemudik menelpon dan atau mengirim ucapan selamat Hari Raya Idul kepada seluruh keluarga, tetangga, rekan kerja dan semua pihak yang mereka kenal.

Pengeluaran untuk penginapan dan konsumsi makan-minum yang dikeluarkan oleh pemudik pada saat perjalanan ke kampung halaman sampai pulang kembali ke rumah masing-masing juga tidak kecil. Setelah merayakan Hari Raya Idul Fitri, mereka melaksanakan tradisi “Halal bi Halal” bersama keluarga besar atau makan bersama di rumah makan atau restoran.

Pascalebaran restoran atau rumah makan ramai dikunjungi masyarakat, termasuk pemudik, untuk menyelenggarakan acara “Halal bi Halal’ tersebut. Setelah acara terebut, pemudik menyempatkan untuk mengunjungi beberapa destinasi wisata. Kunjungan ke tempat wisata tersebut dilakukan sebelum mereka kembali ke tempat tinggal tempat mereka bekerja. Pengeluaran pemudik untuk berwisata tersebut jumlahnya tentu cukup besar.

Baca Juga: Di Stasiun Tugu, Puncak Arus Balik Lebaran Diprediksi 6 April 2025

Seperti disampaikan di depan bahwa jumlah pemudik tahun 2025 diperkirakan menurun, Penurunan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

(1) kondisi aktivitas ekonomi secara umum sedang mengalami penurunan (slow down) sehingga masyarakat ada kesadaran untuk lebih berhemat dengan menabung (saving).

(2) Jarak liburan Nataru 2024 dan beberapa liburan long weekend di bulan Januari 2025 dengan liburan Lebaran 2025 cukup dekat, sehingga yang sudah berlibur Nataru dan long weekend tidak mudik atau tidak memanfaatkan liburan Lebaran.

Penyebab lainnya adalah maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) dan menurunnya pendapatan kelas menengah termasuk pekerja yang berpenghasilan tidak tetap (wirausaha, petani, pedagang dan sejenisnya). Kondisi tersebut menjadikan mereka lebih berhemat dalam pengeluaran atau konsumsi serta lebih fokus untuk menabung untuk berjaga-jaga (precautionary saving). Selanjutnya kondisi tersebut akan mengurangi daya beli mereka.

Baca Juga: Seorang Pria Curi Kotak Amal di Banjarnegara, Begini Tanggapan Netizen

Beberapa provinsi akan memperoleh efek pengganda ekonomi yang signifikan dari aktivitas mudik Lebaran adalah Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Timur, Jabodetabek dan Sumatera Utara. Provinsi-provinsi tersebut merupakan daerah dengan tujuan pemudik paling besar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X