Jawa Tengah Kaya Pangan Lokal Tapi Underrated, Padahal Kaya Gizi

Photo Author
- Sabtu, 14 Juni 2025 | 23:45 WIB
Ilustrasi botok dan growol. Foto: Chatgpt
Ilustrasi botok dan growol. Foto: Chatgpt

 

Oleh:

Aisyah Nur Fadhila Nugraha

 

JAWA Tengah dikenal oleh keragaman dan kekayaan dalam dunia kuliner. Di antara hidangan ikonik yang populer, seperti soto Semarang, selat Solo, dan timlo Solo dan lain sebagainya. Ternyata masih banyak makanan tradisional yang sering dianggap kurang populer, padahal mereka adalah permata tersembunyi yang kaya akan nilai gizi dan berkontribusi pada pemberdayaan pangan lokal. Yuk, mari kita kenali lebih dekat "permata kuliner Jawa Tengah" yang underrated (diremehkan) ini!

Yang pertama Botok Tempe Lamtoro, sebagai Olahan Protein Nabati Kaya Variasi Kandungan Gizi.

Siapa yang tidak kenal tempe? Bahan pangan lokal populer ini, selain digoreng ternyata dapat diolah menjadi hidangan botok, loh. Uniknya, hidangan khas pedesaan Jawa Tengah ini dimasak dengan mencampurkan kelapa parut, bumbu rempah, dan lamtoro (petai Cina) yang kemudian dikukus dalam daun pisang. Kombinasi ini menghasilkan cita rasa gurih yang khas.

Meskipun hidangan botok tempe lamtoro tidak sepopuler hidangan olahan tempe lainnya, ternyata olahan ini mengandung nilai gizi yang kaya seperti protein dan serat.

Kekayaan nilai gizi pada hidangan botok tempe lamtoro dipengaruhi oleh beberapa pangan lokal yang digunakan. Tempe yang menjadi bahan utama botok, memiliki keunggulan sebagai sumber protein nabati, serta beberapa mineral penting seperti kalium, mangan, dan sebagainya.

Lamtoro yang ditambahkan pada olahan botok juga memiliki keunggulan kandungan gizi seperti flavonoid dan saponin yang memiliki manfaat antioksidan bagi tubuh. Kelapa parut pun menyumbang kekayaan kandungan gizi lainnya sebagai sumber lemak nabati.

Peranan rempah-rempah yang digunakan pun menjadi sumber vitamin dan mineral penting juga, loh. Terlebih, proses pengolahan dengan metode mengukus pada hidangan botok menjadi nilai tambah karena menjaga kandungan gizi agar tidak banyak yang hilang.
Penggunaan berbagai pangan lokal seperti tempe, kelapa, lamtoro, dan juga rempah-rempah dalam olahan botok, membuktikan bahwa bahan-bahan sederhana pun bisa disulap menjadi hidangan bergizi tinggi yang ekonomis.

Yang kedua Growol, sebagai Karbohidrat Kompleks dari Singkong yang Mengenyangkan.

Growol adalah makanan pokok pengganti nasi yang terbuat dari singkong yang difermentasi, sering dijumpai di daerah Kulon Progo dan beberapa daerah di Wonosobo. Teksturnya kenyal dengan rasa sedikit asam, dan biasanya dinikmati dengan besengek tempe atau gula merah.
Sebagai makanan pokok, Growol adalah sumber karbohidrat kompleks yang baik serta memiliki kandungan gula yang lebih rendah tetapi memiliki serat yang lebih tinggi dibandingkan nasi putih. Proses fermentasi singkong menjadi growol mampu menghidrolisis senyawa karbohidrat pada singkong menjadi senyawa asam-asam organik. Kandungan karbohidrat seperti gula-gula sederhana yang ada dalam singkong berperan mendukung kehidupan mikrobia alami yang selanjutnya diubah menjadi senyawa asam. Perubahan senyawa karbohidrat menjadi senyawa asam ini mengakibatkan penurunan indeks glikemik pada growol, sehingga growol dapat berpotensi untuk digunakan sebagai pangan fungsional dalam penanganan Diabetes Melitus dan masalah pencernaan.

Singkong dalam aspek ketahanan pangan, adalah salah satu komoditas pertanian lokal yang melimpah dan mudah ditanam di berbagai jenis tanah. Growol menunjukkan bagaimana singkong mampu diolah bahan pangan lokal menjadi produk yang berdaya guna tinggi, bahkan sebagai substitusi pangan pokok, mendukung ketahanan pangan lokal.

Bicara tentang kedua makanan kekayaan kuliner Jawa Tengah yang diremehkan (underrated) ini, tak hanya membahas tentang kekayaan kandungan gizi, dan kekayaan rasa, namun juga tentang pemberdayaan kearifan lokal. Botok dan Growol menjadi bukti tentang pemanfaatan sumber daya alam untuk menciptakan hidangan yang bergizi tinggi dan memberdayakan ekonomi lokal. Mari kita berdayakan dan lestarikan makanan-makanan ini!

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB
X