opini

Upaya Merajut Sabuk Nusantara: Sebuah Catatan Anak Bangsa 2019

Rabu, 1 Januari 2020 | 01:32 WIB

Dinamika sosial politik di negeri ini selama tahun 2019 sungguh luar biasa. Banyak peristiwa terjadi selama tahun ini, namun yang paling menonjol tentu saja terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dan dinamika pasca-Pemilu 2019. 

Sejatinya di balik itu banyak peristiwa lain yang terjadi di tahun ini, namun gemanya tertutup oleh ingar-bingar pilpres.

Saya beruntung diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk terlibat secara aktif di berbagai peristiwa dan ikut membantu menyelesaikannya. Hal ini sesuai dengan prinsip dan komitmen saya yang akan terus mengalir mengikuti arus sungai kehidupan. Dalam setiap perhentian, saya selalu berusaha menciptakan monumen kehidupan untuk warisan anak cucu kelak. 

Dari berbagai peristiwa yang saya ikut terlibat di dalamnya, setidaknya ada lima peristiwa menarik yang saya catat dalam upaya saya merajut Sabuk Nusantara:

Pertama, Memberantas Mafia Sepak Bola.

Melihat silang sengkarut persepakbolaan nasional, saya terpanggil untuk turun gunung menyelesaikannya. Pertama saya identifikasi dan petakan masalah yang terjadi dan saya cari sumber masalah yang membuat semua ini terjadi. Kesimpulan awal saya bahwa biang kerok permasalahan di persepakbolaan nasional adalah adanya match fixing atau mafia pengaturan skor pertandingan sepak bola yang merajalela, dan pembiaran oleh semua stakeholders atau pemangku kepentingan di persepakbolaan nasional, termasuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

Akhirnya saya bentuk Komite Perubahan Sepak Bola Nasionali (KPSN). KPSN adalah lembaga murni swadaya masyarakat dan independen. Atas inisiasi  dan kerja keras KPSN, Polri akhirnya bisa meringkus 17 orang pengurus PSSI sebagai tersangka mafia sepak bola, dan ini sejarah. Belum pernah terjadi di belahan dunia mana pun pengurus federasi sepak bola dicokok oleh aparat kepolisian sedemikian banyaknya. 

Kedua, mencegah gejolak para mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Pada awal Oktober 2019, publik digemparkan oleh berita bahwa Komnas HAM tiba-tiba berencana memanggil Muzakir Manaf, mantan Panglima GAM untuk suatu kasus di masa lalu. Sontak pemanggilan ini membuat internal GAM meradang dan bergejolak. Semua kekuatan GAM langsung siap siaga, dan kalau hal ini tidak diredam sudah pasti menimbulkan gejolak sosial, politik dan keamanan di Aceh.

Halaman:

Tags

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB