Dalam menghadapi berbagai kendala tersebut, perempuan politikus harus meningkatkan daya saing, termasuk merancang strategi untuk menang dalam pemilu legislatif. Strategi itu dapat dimulai dengan menyiapkan basis data pemilih di daerah pemilihan. Sesama perempuan politikus juga perlu saling mendukung memenangi pemilu. Selain menyuarakan isu perempuan, mereka juga tetap perlu mengusung isu-isu yang menjadi perhatian masyarakat.
Kultur Partai
Mengingat kultur partai politik masih sangat kental, maka perempuan yang terjun ke dunia politik harus berani mengungkapkan dan menyuarakan aspirasi untuk bersaing dengan politikus lain yang didominasi laki-laki. Memang strategi ini tidak gampang dilakukan, karena pada umumnya perempuan berbicara dengan hati dan perasaan. Namun, perlu dicoba dan diusahakan untuk berani mengungkapkan dan menyuarakan aspirasi.
Mengapa perempuan perlu terjun ke legislatif? Sesuai dengan hasil penelitian di negaranegara di seluruh dunia, 30% keterwakilan perempuan dalam legislatif adalah angka minimal untuk dapat mengubah kebijakan hingga lebih responsif terhadap kesejahteraan rakyat. Di samping itu, masih banyak isu perempuan di negeri ini yang harus diperjuangkan, mulai dari isu kesehatan reproduksi perempuan, kesehatan anak, dan lain-lain. Inilah pentingnya perempuan terjun ke legislatif.
Mudah-mudahan dalam Pemilu 2019 keterwakilan perempuan dalam legislatif memenuhi kuota. Untuk itu diperlukan perencanaan yang baik, sehingga dapat merebut kemenangan dan duduk di kursi legislatif. Hanya dengan itu harapan besar bagi perubahan proses pembuatan legislasi yang berpihak pada kaum rentan itu akan menjadi kenyataan.
(Drs A Kardiyat Wiharyanto MM. Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Kamis 21 Desember 2017)