Sederhana
Misalkan anak usia TK dan SD dikenalkan tokoh yan paling sederhana seperti tokoh Pandawa dengan tokoh - tokohnya yang memiliki karakter yang berbeda - beda. Disandingkan dengan tokoh punakawan yang lucu sesuai karakternya. Dua kelompok wayang tersebut sudah bisa digunakan untuk mengenalkan kejujuran, kebaikan serta bagaimana perilaku dan bertingkah laku yang baik. Ketika anak sudah bisa berpikir lebih kritis (usia SMP dan SMA), anak dikenalkan lebih banyak tokoh - tokoh wayang yang ada beserta karakter di dalamnya. Baik dari cerita Mahabarata maupun cerita Ramayana.
Dari tokoh - tokoh yang ada tersebut, kelompok muda akan lebih banyak mengenal dan mendapatkan nilai - nilai karakter yang ada bagi kehidupannya. Mengajak melihat pertunjukan wayang dapat pula dilakukan orangtua, kemudian orangtua menerangkan karakter tokoh wayang yang ada dengan bahasa sesuai usia anak.
Jangan sampai wayang dengan nilai - nilai kehidupan di dalamnya hanya sekadar cerita dan semakin ditinggalkan. Mengenalkan kembali wayang menjadikan generasi penerus akan kembali mencintai budayanya sendiri dan mampu menjaganya agar warisan budaya tersebut tidak punah meskipun perubahan zaman terus terjadi. Secara tidak langsung pula generasi penerus telah mendapatkan pembelajaran karakter sebagai tuntunan bagi kehidupannya.
(Ika Arif Lidiyana SKep. Alumnus Universitas Muhammadiyah Surakarta. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Selasa 7 November 2017)