KEGIATAN akbar Olimpiade Budaya Jawa (OBJ) merupakan pembuktian Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta berkomitmen terhadap wilayah yang selalu masih dipertanyakan oleh masyarakat awam, yakni seni budaya. Tentu boleh jadi dengan kegiatan OBJ tersebut banyak yang tercengang. Karena Muhammadiyah getol dan peduli seni budaya. Gelaran akbar OBJ oleh Muhammadiyah DIY dipercayakan kepada Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) serta Lembaga Seni Budaya dan Olah Raga (LSBO) sebagai peracik, peramu dan pendesain kegiatan.
OBJ yang belum sepekan berakhir terbagi menjadi tiga kegiatan utama. Pertama: kirab budaya atau pawai budaya, kedua: perlombaan dan ketiga adalah pergelaran. Kirab budaya atau pawai taaruf, sebagai penanda dimulainya kegiatan OBJ. Diikuti ribuan peserta yang terdiri dari peserta didik dan pendidik se-DIY mulai tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK. Turut serta dari Majelis Dikdasmen dan LSBO PDM se DIY. Perlombaan merupakan kegiatan lain yang melombakan sekian jenis seni budaya dan olahraga. Kegiatan seni budaya dan olahraga berkorelasi erat dengan keistimewaan DIY. Jenis lombanya adalah: sesorah, kaligrafi Jawa, macapat, gendhingisasi gurit, sandiwara dagelan mataram dan karawitan. Sementara cabang olahraga : egrang bathok, egrang bambu, gobag soodor dan jemparingan.
Dianggap Lemah
Mengakhiri kegiatan OBJ adalah pergelaran akbar yang dilaksanakan 13 Oktober 2017. Menampilkan para juara pertama bidang seni pertunjukan. Ada yang spektakuler yakni garapan tari kolosal dengan koreografer Drs Bambang Trihadmodjo MSn, Dosen ISI Yogyakarta, ditarikan pelajar SD Muhammadiyah seDIY dengan didampingi guru pembimbing. Apresiasi dari Mendikbud RI Muhadjir Effendi yang menutup kegiatan OBJ. Dalam sambutannya Mendikbud mengatakan gelaran OBJ menginspirasi untuk diadakan kegiatan semacam di daerah lain. Inovasi dan kreativitas para peserta didik dan pendidik di Muhammadiyah juga semakin berkemajuan.
Muhammadiyah adalah institusi yang masih saja dianggap lemah berkontribusi terhadap seni dan budaya. Akankah kegiatan OBJ yang dihelat dapat menebalkan pandangan bahwa Muhammadiyah kini kian menempatkan seni dan budaya sebagai pilar yang tidak hanya di nomersekiankan? Tetapi sama dengan keberadaan bidang yang lain, baik itu pendidikan maupun ekonomi?
Keberadaan Lembaga Seni Budaya dan olahraga di Muhammadiyah, tentu tidak dengan sertamerta. Namun dengan kajian yang matang dan melewati proses perbincangan dan diskusi yang memakan waktu yang lama. Digagas para ahli, praktisi, seniman, budayawan yang sangat kompeten. Sehingga adanya seni budaya di Muhammadiyah merupakan hal yang seharusnya. Meletakkan seni budaya dan olahraga sebagai media dakwah. Sebagai alat untuk syiar dan ajakan melakukan kebaikan. Kebaikan terhadap alam, kebaikan terhadap sesama (orang perorang) kebaikan terhadap antarumat beragama, kebaikan antarsesama agama. Dan kebaikan dalam berbangsa dan bernegara yang memiliki ribuan suku dan pulau yang bernama NKRI.
Nyanyian Nyinyir
Kebermartabatan dalam bermuhammadiyah juga dapat belajar dari seni budaya, yang memang memiliki nilai-nilai estetis dalam berbudi dan berdaya. Seni budaya yang dapat semakin menancapkan Muhammadiyah khususnya di DIY sebagai daerah istimewa yang memiliki seni budaya lokal yang sarat dengan nilai-nilai edukasi dan nilai luhur yang akan sangat baik dan berdampak bagi penguatan karakter generasi muda penerus estafet bangsa ini. Karena Muhammadiyah lahir di Yogyakarta, maka selayaknya menempatkan seni budaya pada posisi di tengah bukan di pinggir atau pojokan. Posisi yang dapat menebarkan nur/cahaya/sinar/surya yang mencerahkan bagi semuanya.