opini

Kegaduhan Demokrasi

Sabtu, 7 Oktober 2017 | 02:57 WIB

Epilog

Oleh sebab itu, sebagai persiapan memasuki tahapan pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019, akan lebih elok bila para kandidat politik baik di dalam maupun di luar istana dapat lebih menggunakan etika politik Pancasila dan tidak secara vulgar membeberkan pernyataan kontroversial di media sosial maupun media massa. Sebab, di era demokrasi siber ini, pernyataan tanpa klarifikasi kapan saja bisa disalah-gunakan dan menjadi dis-informasi yang menyesatkan.

Artinya, perbedaan pendapat tanpa verifikasi dalam komunikasi politik jangan lagi sampai menguras energi dan perhatian rakyat. Sebab, rakyat sudah cukup lelah dengan hoax dan kegaduhan demokrasi selama ini. Rakyat tidak butuh isu-isu halusinatif, tapi rakyat butuh kandidat politik yang mampu mengedepankan kinerja, memperbaiki kondisi dengan integritas yang tentunya teruji.

(Bambang Arianto MA. Peneliti di LPPM Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Jumat 6 Oktober 2017)

Halaman:

Tags

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB