Epilog
Oleh sebab itu, sebagai persiapan memasuki tahapan pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019, akan lebih elok bila para kandidat politik baik di dalam maupun di luar istana dapat lebih menggunakan etika politik Pancasila dan tidak secara vulgar membeberkan pernyataan kontroversial di media sosial maupun media massa. Sebab, di era demokrasi siber ini, pernyataan tanpa klarifikasi kapan saja bisa disalah-gunakan dan menjadi dis-informasi yang menyesatkan.
Artinya, perbedaan pendapat tanpa verifikasi dalam komunikasi politik jangan lagi sampai menguras energi dan perhatian rakyat. Sebab, rakyat sudah cukup lelah dengan hoax dan kegaduhan demokrasi selama ini. Rakyat tidak butuh isu-isu halusinatif, tapi rakyat butuh kandidat politik yang mampu mengedepankan kinerja, memperbaiki kondisi dengan integritas yang tentunya teruji.
(Bambang Arianto MA. Peneliti di LPPM Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Jumat 6 Oktober 2017)