opini

Generasi Z dan Budaya Membaca

Sabtu, 29 April 2017 | 11:29 WIB

MENARIK mencermati tulisan Arif Jamali Muis, Guru SMA Muhammadiyah 3 tentang generasi Z dan peran guru (KR, 18/4). Dalam tulisannya, disampaikan bagaimana peran guru dalam mendidik siswa di tengah kemajuan teknologi informasi. Guru harus bertransformasi menjadi generasi Z dan mengembangkan model belajar Higher Order Thingking Skill (HOTS). Dengan kesimpulan jika demikian tidak dilaksanakan, maka sekolah gagal dalam mendidik siswa.

Penulis tidak ingin memperdebatkan tulisan tersebut, walaupun penulis memberikan catatan. Pertama, keberhasilan sekolah tidak diukur dengan kemampuan guru mentransformasi menjadi generasi Z. Kedua, generasi Z juga tidak harus dimanjakan dengan fasilitas kemajuan teknologi informasi.

Sudah selayaknya kemajuan teknologi informasi membawa manfaat, namun tidak dipungkiri pula efek negatif yang dimunculkan juga sangat serius. Sebagaimana yang diungkap Syifa Ameliola dan Hanggara Dwiyudha Nugraha (2013) dalam artikelnya ‘Perkembangan Media Informasi dan Teknologi Terhadap Anak Dalam Era Globalisasi’ pertama, bahwa penggunaan gadgetmembawa dampak negatif yang cukup besar bagi perkembangan anak, kecanduan akan dunia digital membuat anak malas bergerak dan beraktivitas. Hal demikian akan berpengaruh pada perkembangan otak dan psikologi anak. Kedua, dalam membangun interaksi sosial, anak cenderung lemah, tidak tertarik bermain dengan teman sebaya, mereka asyik dalam dunia gadgetnya.

Dengan demikian jika sekolah mengembangkan teknologi informasi (penggunaan gadget) dengan fasilitas internet dalam kegiatan belajar mengajar, maka akan membuat ketergantungan siswa pada penggunaan gadget, karena waktu yang digunakan untuk memegang gadget lebih banyak dibanding membaca buku. Sebagaimana kita ketahui bahwa generasi Z adalah masa lahir seseorang dalam kurun waktu dari 1995 yang dalam kesehariannya telah menikmati perkembangan teknologi Informasi. Ketika Generasi Z tidak dibekali dengan matang dalam budaya literasi, maka dengan mudah mereka menjadi agen menyebar berita hoax, yaitu konten informasi tingkat kredibilitas diragukan dan dipertanyakan.

Komitmen Pemerintah

Bagaimana kondisi masyarakat Indonesia dalam membaca?. Menurut World’s Most Literate Nations, Central Connecticut State University yang melakukan penelitian tingkat membaca di negara-negara dari tahun 2003-2014 mengungkap bahwa literasi Indonesia berada dalam peringkat ke 60 dari 61 negara yang diteliti. Sedangkan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menerangkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia baru 0,001 persen dari total penduduk Indonesia. Pemerintah sebagai pelaksana pendidikan di Indonesia telah mengupayakan generasi Z untuk gemar membaca, sebagai usaha untuk meningkatkan karakter dan budi pekerti siswa.

Pemerintah mewajibkan sekolah, sebagai lembaga pendidikan untuk menanamkan budaya membaca. Sejak tahun 2015 pemerintah mencanangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS), yaitu kegiatan membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan ini untuk merangsang dan menumbuhkan minat baca siswa.

Sebagai bentuk komitmen dalam mengembangkan karakter dan budi pekerti siswa serta budaya literasi di sekolah. Pemerintah melalui permendikbud nomor 8 tahun 2017, tentang petunjuk teknis penggunaan BOS, mengamanatkan sekolah mengalokasikan 20% BOS untuk membeli buku. kebijakan ini merupakan keseriusan dan bentuk komitmen Menteri Muhadjir Effendy dalam mengembangkan tumbuh kembang anak melalui budaya literasi.

Halaman:

Tags

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB