NEGERI apa yang membiarkan anak bangsanya yang telah diamanahi tugas suci mengawal pemberantasan korupsi diserang seseorang secara biadab, jika bukan negeri horor? Ketika keamanan tak lagi diperolehnya, dengan tugas berat di pundaknya, sungguh kenyataan yang menakutkan hingga sedemikian mudahnya dijebol oleh teror Subuh secara tidak manusiawi.
Apa yang terjadi dengan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan ini merupakan bentuk sadisme yang sudah sangat keterlaluan. Pelaku tidak saja mengabaikan kesalehan personal Novel yang mengayunkan langkahnya dari rumah Tuhan. Tetapi juga melucuti hakikat insaninya menjadi binatang yang brutal dengan menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadaban.
Sebagaimana banyak pelaku kekerasan lainnya, tindakan teror seperti itu didasari oleh hilangnya rasa bersalah dan lenyapnya empati, demi tuntutan hidup dan tujuan jangka pendek, yakni urusan duniawi. Motif dan dalang pelaku teror Subuh harus segera terungkap dan tertangkap secepatnya.
Negara Harus Hadir
Korupsi sudah akut. Negeri ini membutuhkan orang-orang yang kuat lahir batin serta mau melakukan langkah-langkah berani demi terciptanya pemerintahan yang bersih, berkeadilan sosial. Yang lebih utama menyelamatkan uang negara dari para bandit politik dan penjarah uang rakyat.
Eksistensi KPK sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi harus dipandang mulia dan selayaknya diberi perlindungan yang baik bagi orang-orangnya. Tidak dapat ditawar lagi bahwa perlindungan harus ditingkatkan, dioptimalkan. Negara harus menjamin keamanan para petugas dan penyidik KPK. Dalam kaitan ini, Novel yang memimpin satuan tugas KPK untuk penyidikan korupsi proyek e-KTP sedang menghadapi masalah-masalah besar dan orang-orang besar yang bermasalah.
Di sini, Novel telah berani mengambil jalan penuh risiko, karena dorongan nasionalisme dan tentu saja tidak berlebihan jika dikatakan sebagai spirit jihad melawan korupsi. Ia melaksanakan tugas berat menghadapi mega kasus yang jika tidak dicegah dan ditindak dengan tegas akan merugikan negara dan rakyat Indonesia sendiri.
Melawan Teror