opini

‘Full Day School’, Siapa Takut?

Senin, 3 Oktober 2016 | 11:49 WIB

SEJAK bergulirnya wacana full day school dari Menteri Pendidikan Indonesia, pro-kontra mengemuka. Yang menolak mempertimbangkan faktor psikologis siswa berkenaan konsentrasi belajar dan sosialisasi lingkungan siswa. Sementara kalangan pendukung berpikir dari sisi terjaganya siswa dari pengaruh buruk lingkungan dan juga kesiapan mereka untuk melaksanakan kebijakan tersebut.

Setelah menyimak pro-kontra, ada baiknya kita melihat pelaksanaan pendidikan di negara lain sebagai pembanding. Kita ambil contoh Finlandia, yang pernah menempati peringkat pertama negara dengan sistem pendidikan terbaik, walaupun sekarang menurun akibat pemberhentian beasiswa pendidikan bagi guru. Meski survei lembaga penelitian The Social Progress Imperative baru-baru ini menyebutkan, negara tersebut masih berada di peringkat atas yaitu peringkat ke-6, dari 20 negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia.

Sekolah Finlandia

Mengenai waktu belajar, jam sekolah di Finlandia relatif lebih pendek dibandingkan negara-negara lain. Siswa-siswa SD di Finlandia kebanyakan berada di sekolah selama 4-5 jam perhari, dan mereka tidak dibebani dengan pekerjaan rumah (PR). Pendeknya jam belajar justru mendorong mereka untuk lebih produktif. Pada awal semester, guru menyuruh siswa menentukan target atau aktivitas pembelajaran sendiri. Ketika masuk kelas, mereka tidak sekadar tahu dan siap, tapi juga tidak sabar untuk memulai proyeknya sendiri.

Setiap 45 menit siswa Finlandia belajar, ada rehat 15 menit. Orang-orang Finlandia meyakini, kemampuan terbaik siswa untuk menyerap ilmu yang diajarkan akan datang jika mereka memiliki kesempatan mengistirahatkan otak dan membangun fokus baru. Mereka juga menjadi lebih produktif di jam belajar karena mengerti sebentar lagi akan dapat kembali bermain. Di samping meningkatkan kemampuan fokus, jam istirahat yang lebih panjang di sekolah memberi manfaat kesehatan. Karena siswa bisa lebih aktif bergerak dan bermain.

Berbicara tentang kesehatan dalam kaitannya dengan waktu belajar, selain mempengaruhi kesehatan fisik, waktu belajar juga mempengaruhi kesehatan mental. Mari kita lihat yang terjadi di Korea Selatan, negara yang menempati peringkat teratas dalam survei yang sama. Ironis, meskipun sistem pendidikan di negara tersebut dinilai sebagai sistem pendidikan terbaik di dunia, banyak siswa bunuh diri disebabkan tekanan ujian, masalah keluarga, dan depresi.

Sejak sekolah dasar, orangtua sudah menjejali mereka dengan privat untuk persiapan mengikuti Suneung, ujian masuk perguruan tinggi. Para orangtua ingin anaknya masuk di antara ke-3 perguruan tinggi ternama yaitu Seoul National University, Korea University dan Yonsei University . Dipercaya bahwa dengan masuk ke-3 universitas tersebut masa depan, jodoh dan karier akan terjamin. Untuk itulah pelajar Korea menghabiskan waktu mereka dengan belajar, belajar dan belajar, sampai-sampai mereka tidak bisa berlibur bersama keluarga, olahraga, bermain dan sebagainya. Kegiatan belajar dimulai pukul 6 pagi. Mereka sampai di rumah bisa hingga pukul 23.00 atau 24.00. Mereka masih harus belajar sebelum tidur, sehingga waktu tidur hanya 5 jam perhari.

Di Indonesia

Halaman:

Tags

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB