opini

Nasyiatul Aisyiyah Ramah Anak dan Perempuan

Kamis, 25 Agustus 2016 | 06:10 WIB

‘NASYIATUL Aisyiyah Ramah Anak’. Begitu judul berita di surat kabar Kedaulatan Rakyat (22/8 hal 2). Meski kecil (hanya dua kolom), namun judul cukup eye catching. Sehingga masyarakat mengetahui akan dilaksanakannya Muktamar ke 13 Nasyiatul Aisyiyah bertajuk ‘Gerakan Perempuan Muda Berkemajuan untuk Kemandirian Bangsa’.

Sejak awal Nasyiah ñ demikian Nasyiatul Aisyiyah biasa disebut berkomitmen mewujudkan visi berkemajuan Kiai Dahlan dalam persamaan hak bagi perempuan di ruang publik. Perempuan mempunyai tanggung jawab besar dalam proses kebangsaan. Dengan visi ini, Nasyiah, tetap memberi warna di ruang publik tanpa meninggalkan ‘kewajiban’mereka sebagai pendidik utama keluarga. Nasyiah memandang peran perempuan dalam menciptakan generasi penerus bangsa sangat penting, tanpa bermaksud mengabaikan peran laki-laki di dalamnya. Pasalnya, dari rahim perempuanlah anak hebat lahir. Dari sentuhan kasih sayangnya lah anakanak Indonesia menjadi generasi penerus bangsa yang tangguh.

Menjaga Keluarga

Sebagian besar warga Nasyiah adalah perempuan muda usia produktif. Maka kebijakan Nasyiah dibuat pro-perempuan dan anak dengan mempertimbangkan dampak dari usia produktif anggotanya. Wujudnya? Misalnya disediakan penyediaan day care ketika Nasyiah mengadakan acara. Juga disediakan fasilitas ruang laktasi. Mengingat menyusui menjadi salah satu hal utama dalam tumbuhkembang. Dengan demikian, ibu tenang beraktivitas di Nasyiah dan anak pun aman dan nyaman.

Nasyiah juga memberikan pelatihan bagi para calon pengantin agar lebih siap memasuki jenjang perkawinan. Tak ketinggalan pula ilmu parenting diberikan agar kelak ayah ibu mempunyai pemahaman dan ilmu dalam berkeluarga dan mendidik buah hatinya.

Bagaimana Nasyiah mewujudkan hal itu? Siti Syamsiyatun (2016) menulis, Nasyiah mendorong putri Islam menjadi aktor aktif dalam arus pergulatan sosial di Indonesia. Mereka mulai percaya diri tidak hanya mengenai argumentasi keagamaan. Namun, juga percaya diri tatkala mereka aktif bergulat dengan persoalan sosial terkait anak dan perempuan di ruang publik. Seperti mengejar pendidikan, menyampaikan pendapat mereka, dan mendirikan pelayanan sosial. Usaha-usaha yang selama berabad-abad dianggap ditakdirkan untuk laki-laki. Artinya, Nasyiah bukan sekadar kanca wingking.

Nasyiah memberikan pelayanan paralegal untuk menghubungkan perempuan dan anak yang memiliki problema hukum dengan advokat dan aparat penegakan hukum. Edukasi dan pendampingan aspek hukum ini menjadi bagian penting untuk menjamin hak perempuan dan anak. Nasyiatul Aisyiyah juga telah menginisiasi Pelayanan Sehat Remaja Milik NA (Pashmina) yang di dalamnya memberikan layanan kesehatan, konsultasi psikologi, hingga konsultasi kesehatan reproduksi. Di Jawa Tengah, Nasyiah memberikan edukasi kesehatan reproduksi prabaligh bagi anak-anak. Anak usia ini perlu mendapat pendidikan agar mereka siap memasuki fase baru dan terhindar dari kekerasan seksual.

Pendidikan Kader

Halaman:

Tags

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB