Setelah daun sirih berikut sausnya dikunyah kemudian dilumuri dengan rajangan tembakau. Apa tafsirnya? Setelah ditimbang baik buruknya, harus dipilah dan dipilih untung ruginya. Pada bagian ini, dipilih sisi positifnya dan dipilah sudut kebermanfaatnya bagi seluruh masyarakat.
Makna simbolisnya? Lewat semburan kunyahan sirih yang bercampur air ludah untuk diludahkan di tempatnya. Maka dalam konteks falsafah nginang, pantang bagi pejabat publik untuk menghisap kembali air ludahnya.
Lewat falsafah nginang, para pejabat publik akan memutuskan kebijaksanaan yang sebijaksana mungkin.
Dalam perspektif budaya visual, saat mereka membuat sebuah kebijakan diharapkan memberikan kebermanfaatan bagi seluruh umat.
Baca Juga: Peretas Lepaskan PDNS, Wapres Tekankan Komitmen Pemerintah Perbaiki Industri Siber
Falsafah nginang senantiasa mengajarkan perihal kebaikan untuk selalu menyelaraskan serta memikirkan dengan matang antara tuturan budi bahasa dan perilaku perbuatan kita. Karena itulah, falsafah nginang mengharamkan aktivitas asbun alias asal bunyi! (Dr Sumbo Tinarbuko, pemerhati Budaya Visual dan Dosen Komunikasi Visual FSRD ISI Yogyakarta)