PAUS Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik, makin kerap ditampilkan media. Di Indonesia, nama, sosok dan pesan-pesannya berulangkali hadir di media massa dan media sosial menjelang kunjungannya September tahun ini.
Sebelum terpilih, Jorge Mario Bergoglio SJ adalah Uskup Agung Buenos Aires yang dikenal dengan kesederhanaan cara hidup serta keceriaannya.
Bagi kebanyakan umat beriman, gaya komunikasi Paus Fransiskus benar-benar baru, dengan bahasa yang menuntut, canggih, dan kerap kali dengan istilah-istilah rumit. Pidatonya mengikuti gaya kotbah Yesus, penuh gambaran dan contoh kehidupan sehari-hari. Kepedulian pada perkembangan media digital, konvergensi dan interaktivitas ditunjukkan dengan membangun kantor baru, Sekretariat Komunikasi, yang menyatukan seluruh bagian media Vatikan, termasuk percetakan, fotografi, penerbitan (Kollárová & Ungerová, 2019).
Baca Juga: Optimalisasi Peran dan Fungsi DPD RI dalam Mewujudkan Aspirasi dan Kepentingan Daerah
Sekretariat atau Dikasteri Komunikasi dilembagakan dengan keputusan yang ditandatangani 27 Juni 2015 guna mereorganisasi keseluruhan sistem komunikasi Tahta Suci. Bagian-bagian itu antara lain, situs resmi www.vatican.va, kantor pers, arus informasi berita Vatikan, surat kabat harian L’Osservatore Romano, radio Vatikan.
Sejak awal masa tugas pelayanannya sebelas tahun silam ia menunjukkan kedekatan, rasa senang dan terima kasih kepada para jurnalis yang telah bekerja secara profesional di Roma. Media massa telah berkembang pesat sedemikian rupa sehingga menjadi sarana penting dalam memberikan informasi kepada dunia perihal peristiwa-peristiwa kontemporer (vatican.va, 16 Maret 2013).
Dalam beberapa kesempatan Paus memberikan perhatian khusus pada radio, Internet, media sosial dan kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI).
Baca Juga: Karyawan Swasta Asal Bantul Dapat Honda CBR dari Telkomsel
Ketika berbicara dengan para manajer dan karyawan RAI-Radio Televisione Italiana, ia menegaskan, misi utama lembaga penyiaran publik adalah melayani warga dengan menyediakan informasi, pendidikan dan hiburan berkualitas tinggi yang jujur dan akurat. Pangsa audiens kurang penting ketimbang kualitas sehingga ia meminta RAI mengejar program berkualitas tinggi daripada berfokus pada jumlah pemirsa yang tinggi.
Komunikasi dapat memainkan peran mendasar di zaman kini untuk menyatukan kembali nilai-nilai penting secara sosial seperti kewarganegaraan dan partisipasi (Zengarini, 2024).
Pesan tentang pangsa audiens dan kualitas tinggi media tentu menohok banyak pihak, bukan hanya perusahaan media komunikasi namun juga para jurnalis baik yang organik maupun lepas. Dalam konteks zaman kini, media komunikasi kita juga ditantang untuk menyatukan nilai-nilai dasar, seperti etika, kejujuran dan kebangsaan.
Paus menyampaian pesan-pesan terkait media dan komunikasi pada hari komunikasi Sosial Dunia 12 Mei dan momentum lain yang relevan. Tahun 2019 ia bicara mengenai Internet dan media sosial pada perayaan Santo Fransiskus de Sales, pelindung jurnalis. Internet dan media merupakan sumber daya penting, namun Internet telah terbukti menjadi salah satu area paling rentan terhadap disinformasi dan distorsi fakta maupun hubungan antarpribadi yang secara sadar dan terarah kerap dipakai untuk mendiskreditkan (vaticannews.va).
Baca Juga: Taufik/Clairine dan Zaki Kunci Tiket Perempatfinal Perorangan
Paus juga menyebut istilah “pertapa sosial” (social hermits), sebuah fenomenon berbahaya dari anak muda yang berisiko mengasingkan diri sepenuhnya dari masyarakat. Salah satu dampak dari pengasingan diri adalah gangguan kesehatan mental.
Tahun lalu, di hadapan peserta Jaringan Legislator Katolik Internasional, ia mengakui jaringan media sosial dapat menjadi cara untuk membantu orang merealisasikan diri sebagai bagian dari sesuatu yang lebih besar. Kendati begitu, bahaya meremehkan hubungan manusia menjadi semata-mata algoritma, propaganda partisan maupun perpecahan juga ada di media sosial.
Dalam usia 87 tahun, Paus menjadi tamu istimewa Konferensi Tingkat Tinggi G7 Italia. Ia mengungkapkan, AI mewakili transformasi penting umat manusia akan tetapi perlu pengawasan ketat untuk menjaga kehidupan dan martabat manusia. Lagi-lagi ia menyebut algoritma yang sangat canggih, tidak boleh dibiarkan menentukan nasib manusia. Kata Paus, tidak ada mesin yang boleh memilih untuk mengambil nyawa manusia (reuters.com, 14 Juni 2024). Seperti tokoh publik lain, Paus Fransiskus juga kerap menjadi subjek gambar buatan AI. (Dr Lukas Ispandriarno, Dosen FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta)