opini

Algoritma Dekave

Minggu, 25 Mei 2025 | 19:30 WIB
Dr. Sumbo Tinarbuko


KRjogja.com - JUJUR harus diakui, pada era budaya digital, telah terjadi perkawinan silang antara algoritma dengan ilmu Desain Komunikasi Visual (DK-V alias dekave). Hasilnya? Pelan namun pasti, ilmu dekave menghadirkan wajah baru. Ilmu dekave memiliki anak ideologis buah perkawinan silang itu. Namanya? Desain Komunikasi Digital (DK-D) dan Desain Komunikasi Akal Imitasi (DK-AI). Mereka hadir bagian dari sodetan kanal ilmu dekave. Hal itu mengejawantah karena diksi visual pada ilmu dekave mengalami perkembangan sangat signifikan. Mesin percepatannya bernama akal imitasi (AI). Alhasil, keberadaan AI menciptakan algoritma baru pada perkembangan ilmu dekave.

Sementara itu, algoritma dalam perspektif ilmu dekave, dipahami sebagai tahapan proses yang dimanfaatkan desainer DK-V, DK-D, DK-AI. Tujuannya? Untuk mengurai problem komunikasi visual secara terstruktur, sistematis dan komprehensif.

Bagi desainer komunikasi visual bersama anak ideologisnya: DK-D dan DK-AI, memiliki tugas sosial sebagai problem solver. Dengan demikian, proses perkawinannya dengan algoritma menjadi sangat penting. Letak pentingnya? Keduanya memiliki tugas sosial sebagai rangkaian sistem yang diberi kewenangan memecahkan sekaligus menyelesaikan masalah komunikasi visual. Hal itu selaras dengan definisi algoritma yang digariskan KBBI ‘’Prosedur sistematis untuk memecahkan masalah matematis dalam langkah-langkah terbatas …’’

Baca Juga: Pemanfaatan Tanah Bengkok Kades Jaten Amburadul, Kejari Karanganyar Temukan Kerugian

Algoritma bersama DK-V, DK-D, DK-AI, dalam perspektif teoritis maupun praktik, memiliki kesamaan karakter peruntukannya. Letak kemiripan di antara keduanya? Algoritma beserta DK-V, DK-D, DK-AI memiliki kemiripan tugas sosial. Keduanya wajib menjalankan tugas negara sebagai problem solver sekaligus petugas negara yang berkewajiban menyelesaikan masalah komunikasi visual.

Masalahnya kemudian, dalam konteks algoritma dekave, apakah desainer yang berseragam DK-V, DK-D, DK-AI menjalankan tugas negara sebagai orang yang sekadar menginstruksikan perangkat komputer pintar? Apakah lewat jalur algoritma dekave desainer DK-V, DK-D, DK-AI dapat menghasilkan luaran karya dekave yang solutif?

Jawaban politisnya, tentu saja semuanya itu ditargetkan untuk menjawab permasalahan komunikasi visual yang dihadapi klien. Juga yang dialami masyarakat dan warganet. Hal sama didedikasikan pada komunitas, institusi negeri dan swasta, perusahaan dagang. Bahkan partai politik.

Baca Juga: Jadi Target Pencurian, Lima Ekor Kambing Milik Warga Kemutug Kidul Digondol Maling

Artinya, memang seperti itu tugas pokok dan fungsi algoritma dekave dalam perspektif ilmu dekave berikut anak ideologisnya: DK-D, DK-AI. Wajib diingat siapa pun dalam konteks algoritma dekave, sang desainer diberi kewenangan khusus.

Wujudnya? Berupa pola serta model instruksi terstruktur yang memerintahkan segala sesuatu berkaitan dengan teks verbal dan teks visual serta pesan verbal dan pesan visual. Cukupkah? Tentu tidak! Masih harus melibatkan seluruh elemen dekave. Di antaranya: pemilihan tipografi, penentuan warna, bentuk, layout dan komposisi. Dari sana akan berujung upaya menghasilkan karya DK-V, DK-D, DK-AI yang mengedepankan unsur novelties, unik, komunikatif dan harus solutif.

Pendeknya, algoritma dekave dipahami sebagai proses menyampaikan perintah komunikasi visual secara sistematis. Tujuannya? Menjawab permasalahan komunikasi visual yang menjadi tugas sosial desainer DK-V, DK-D, DK-AI. Hasilnya? menawarkan solusi atas permasalahan komunikasi visual. Cara menghadirkannya? Lewat pendekatan design thinking dan strategi kreatif. Kemudian diwujudkan lewat pemilihan media komunikasi visual yang tepat. Hasil akhir? Semuanya itu dilakukannya demi mengkomunikasi visualkan pesan verbal dan pesan visual yang bertendensi solutif.

Baca Juga: Satpol PP Sukoharjo Gencarkan Operasi Rokok Ilegal

Dengan demikian, keberadaan algoritma dekave diyakini sanggup meringankan beban desainer DK-V, DK-D, DK-Al. Terutama saat menjalankan rangkaian kerja kreatif desain. Terpenting, kehadiran algoritma dekave ditakdirkan meningkatkan adrenalin kreativitas desainer DK-V, DK-D, DK-AI sebagai problem solver. Hal itu dipercaya menjadi mesin penggerak guna mengaktivasi proses berpikir desain secara komprehensif.

Perkawinan silang algoritma dengan ilmu dekave terbukti menjadi kekuatan dahsyat yang sanggup menggerakkan roda strategi kreatif. Eksistensi algoritma dekave diyakini mampu mendekatkan hati dan pikiran desainer DK-V, DK-D, DK-Al sebagai malaikat pewarta gembira. Penampakan visualnya berwujud manusia setengah dewa yang mengemban tugas sosial sebagai problem solver untuk masalah komunikasi visual. (Dr Sumbo Tinarbuko, Pemerhati Budaya Visual dan Dosen Komunikasi Visual FSRD ISI Yogyakarta)

 

Tags

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB