Kita harus banyak belajar dari kejadian hengkangnya beberapa investor asing yang semula di Indonesia kemudian pindah ke negara tetangga, maupun seretnya menarik investor asing karena aspek keamanan dan kenyamanan.
Dengan makin seringnya aksi demo yang menjurus ke tindakan anarkis, maka kehidupan masyarakat dan aktivitas perekonomian terganggu. Toko, pasar, perkantoran sepi dan tutup, sehingga perputaran ekonomi terhambat.
Selain itu, jangan sampai begitu banyaknya destinasi wisata di semua daerah di tanah air dengan dukungan fasilitas infrastruktur yang menelan anggaran sangat besar tak diimbangi dengan angka kunjungan wisatawan yang signifikan.
Oleh karenanya, perlu dipikirkan langkah dan strategi yang 'smart and wise' bagi semua pelaku ekonomi, termasuk khususnya pelaku pariwisata dan stakeholders untuk menyiapkan langkah-langkah strategis dan langkah kontingensi untuk menghindari segala kemungkinan yang akan terjadi.
Sementara otoritas pemerintah dan aparat keamanan bersama lembaga swadaya masyarakat diharapkan senantiasa menjalin komunikasi intensif untuk segera melakukan langkah antisipatif tatkala muncul kejadian yang berpotensi mengganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat, serta terganggunya roda perekonomian, termasuk khususnya sektor pariwisata. Pemerintah hendaknya segera mencari akar permasalahan yang menyulut ketidakpuasan yang berujung aksi demo dan bertindak cepat dan tegas mengatasinya.
Sedangkan bagi masyarakat yang bermaksud melakukan aksi penyampaian aspirasi dengan berunjuk rasa atau aksi demo, juga diharapkan untuk memikirkan dampak sosial dan ekonomi dari kegiatan tersebut. Jangan sampai, dalam upaya mewujudkan hak mereka sebagai warga negara untuk bebas berpendapat justru berdampak merugikan masyarakat, khususnya mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat. (Ronny Sugiantoro, wartawan SKH Kedaulatan Rakyat, Dosen Stipram)