Perlindungan pekerja driver/mitra bisa diperlakukan lebih adil, misalnya dengan memberikan jaminan sosial, asuransi, hingga standar upah minimum. Subsidi silang Keuntungan di kota besar bisa dipakai untuk membiayai layanan di daerah terpencil, sejalan dengan amanat keadilan sosial. Integrasi transportasi nasional negara untuk bisa menyatukan seluruh moda transportasi. Dengan keunggulan ini, kehadiran negara sebagai aplikator bukan sekadar soal bisnis, melainkan soal kedaulatan, keadilan, dan pemerataan pembangunan.
Tantangan yang Harus Diantisipasi
Meski demikian, langkah ini bukan tanpa risiko. Pertama, persaingan dengan pihak swasta dan akan ketat, perusahaan transportasi online nasional maupun asing sudah mempunya ekosistem besar dan modal asing yang kuat. Kedua, risiko inefisiensi BUMN bisa muncul jika manajemen tidak profesional. Ketiga, investasi teknologi digital sangat mahal dan cepat usang tanpa inovasi berkelanjutan, aplikasi negara bisa ditinggalkan pengguna.
Artinya, bila negara ingin hadir menjadi aplikator, kemitraan strategis harus dibangun. DAMRI atau BUMN transportasi lain bisa bekerja sama dengan perusahaan teknologi lokal, universitas, atau bahkan startup rintisan untuk membangun platform. Dengan begitu, keunggulan jaringan BUMN dipadukan dengan kekuatan inovasi digital anak bangsa. Pertanyaannya kini bukan lagi apakah transportasi online penting, tetapi bagaimana negara hadir secara aktif di dalamnya. Melalui BUMN seperti DAMRI, pemerintah bisa melangkah menjadi aplikator, mengintegrasikan layanan, dan memastikan prinsip sebesar-besarnya kemakmuran rakyat benar-benar terwujud di era digital.(Andi Ismoro, Statistisi BPS DIY)