opini

High and Right Tech untuk UMKM

Jumat, 7 November 2025 | 22:10 WIB
Dr. Rudy Badrudin, M.Si.

KRjogja.com - JUMLAH unit usaha UMKM mencapai 99% dari total unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 97% dari total tenaga kerja. UMKM juga berperan besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, tercermin dari pangsa terhadap pembentukan PDB yang mencapai 60,51% dan berkontribusi terhadap ekspor nasional sekitar 15,7% dari total ekspor nasional (https://www.ekon. go.id/publikasi/detail/). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka perlu arah kebijakan dan strategi untuk mendorong pengembangan UMKM melalui tiga pilar kebijakan, yaitu korporatisasi, kapasitas, dan pembiayaan (https://www.bi.go.id). Tantangan peningkatan kapasitas UMKM menurut hasil studi penulis (2022), terkait beberapa aspek, yaitu manajerial, permodalan, akses pasar, efisiensi produksi, dan literasi digital yang rendah. Oleh karena itu, menjadi peluang untuk pemanfaatan digitalisasi berbasis Artificial Intelligence (AI) mikro dan aplikasi low-cost cloud tools.

AI atau kecerdasan buatan adalah simulasi kecerdasan manusia yang dibantu dengan teknologi. Sejauh ini, AI belum sepandai manusia sehingga dalam pengoperasiannya tetap menggunakan otak manusia. Meski begitu, AI banyak membantu manusia dalam menyelesaikan berbagai tugas. Saat ini AI telah banyak diterapkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Hal inilah yang menjadi konsep menggabungkan High-Tech (teknologi tinggi seperti AI) dan Right-Tech (teknologi tepat guna) untuk pengembangan UMKM di Indonesia. Mengapa?

Baca Juga: Ditutup Danrem, TMMD Satukan TNI dan Rakyat

Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia, teknologi memang keren, namun untuk menciptakan ekosistem keuangan yang benar-benar inklusif, high-tech saja tidak cukup. Sudah saatnya menggabungkan High-Tech (AI) dan Right-Tech (Tepat Guna). High-Tech (AI) yang asisten super pintar dan Frugal Innovation (Right-Tech) adalah sebuah inovasi dalam keterbatasan. Hasilnya, tentu saja akan menciptakan ekosistem ekonomi dan keuangan yang lebih inklusif (https://www.instagram.com/bank_indonesia).

High-Tech merupakan teknologi canggih berbasis data dan algoritma pembelajaran mesin, sedang Right-Tech merupakan teknologi yang relevan, terjangkau, mudah digunakan, dan berdampak langsung terhadap kebutuhan lokal. High & Right Tech atau AI Tepat Guna berarti penerapan kecerdasan buatan yang disesuaikan dengan konteks sosial ekonomi dan kapasitas pengguna (UMKM) -bukan sekadar adopsi teknologi tercanggih- dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan daya saing tanpa membebani biaya atau kompleksitas.

Baca Juga: Riset Baru Ungkap Koleksi Raffles di Inggris Bernilai Fantastis, Terkait Penjarahan Keraton Yogyakarta 1812

Sebagai contoh, misalnya pada aspek fokus UMKM, High-Tech yang dipilih adalah inovasi dan otomatisasi sedang Right Tech yang dipilih adalah untuk kebutuhan dan manfaat lokal. Penggabungan High-Tech dan atau yang disebut dengan AI Tepat Guna adalah sinergi AI dengan kebutuhan praktis UMKM. Contoh dalam praktik UMKM misalnya, High-Tech berupa ChatGPT, Vision AI, atau Big Data Analytics sedang Right-Tech berupa Aplikasi Kasir Digital, maka AI Tepat Guna dapat berupa Chatbot penjualan lokal berbasis AI menggunakan MSOffice Excel. Bagi UMKM, AI Tepat Guna ini berdampak memudahkan pencatatan dan laporan keuangan.

Penggunaan AI Tepat Guna berupa Chatbot penjualan lokal berbasis AI telah meluas di berbagai UMKM di Indonesia, termasuk sektor UMKM berbasis e-commerce. Salah satu contohnya adalah tiktok shop yang memanfaatkan AI Chatbot untuk memberikan bantuan kepada pelanggan, memandu pengguna dalam mencari produk, serta mempercepat proses transaksi.

Baca Juga: Xiaomi Pad 6S Pro Bukan Cuma Tablet Biasa

Disinilah pentingnya peran BI dan lembaga keuangan lainnya seperti OJK, dan di DIY seperti Bank BPD DIYdalam mengembangkan UMKM melalui peningkatan kapasitas UMKM dengan meningkatkan kualitas dan produktivitas UMKM melalui AI Tepat Guna berupa inovasi dan digitalisasi proses bisnis sehingga mendukung perbaikan daya saing UMKM seperti yang telah dijalankan selama ini. Perbaikan daya saing UMKM berdampak terhadap UMKM bakoh, sedang UMKM bakoh berdampak terhadap Indonesia kokoh. (Dr. Rudy Badrudin, M.Si., Dosen Tetap STIE YKPN Yogyakarta dan Pengurus Pusat ISEI dan Cabang Yogyakarta)

 

Tags

Terkini

Manusia Unggul Indonesia Dambaan Ki Hadjar Dewantara

Kamis, 18 Desember 2025 | 17:54 WIB

Cashless Pangkal Boros?

Rabu, 17 Desember 2025 | 23:35 WIB

Festival Jaranan Bocah Meriahkan Desa Besowo Kediri

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

JOS Atau 'Ngos'

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:10 WIB

Digital Multisensory Marketing

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:10 WIB

Krisis Kehadiran Publik

Senin, 15 Desember 2025 | 08:55 WIB

Kutukan Kekayaan Alam

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:10 WIB

Ilmu Dekave

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:50 WIB

Mengetuk Peran Bank Tanah dalam Penyediaan Rumah

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:10 WIB

Omnibus Law, Omnibus Bencana

Selasa, 9 Desember 2025 | 13:22 WIB

Korban Bencana Butuh 'UPF'

Minggu, 7 Desember 2025 | 20:50 WIB

Payment for Ecosystem Services

Minggu, 7 Desember 2025 | 18:00 WIB

Kutukan Sumber Daya

Sabtu, 6 Desember 2025 | 23:00 WIB