Kondisi cuaca yang sulit diprediksi dengan perubahan ekstrem harus direspon cepat. Kewaspadaan penuh bencana alam dilakukan dengan melibatkan pemerintahan ditingkat desa dan kelurahan. Hal itu sejalan dengan program pemerintah terkait keberadaan Destana.
Destana memiliki peran besar dalam mengantisipasi sekaligus menanggani terjadinya bencana alam ditingkat desa dan kelurahan. BPBD Sukoharjo mencatat sampai sekarang baru ada 11 desa dari total 167 desa dan kelurahan yang sudah terbentuk Destana.
Sebelas Destana tersebut yakni di Kecamatan Polokarto ada tiga Destana Desa Pranan, Desa Bugel dan Desa Ngombakan, di Kecamatan Mojolaban ada tiga Destana Desa Tegalmade, Desa Laban dan Desa Gadingan, di Kecamatan Grogol ada tiga Destana Desa Pandeyan, Desa Telukan dan Desa Kadokan, di Kecamatan Baki ada satu Destana Desa Ngrombo dan di Kecamatan Weru ada satu Destana Desa Tegalsari
Sebanyak sebelas desa yang sudah berstatus Destana tersebut memiliki tingkat kerawanan tinggi bencana alam banjir. Sebab wilayah sebelas desa tersebut dilintasi aliran sungai salah satunya Sungai Bengawan Solo.
Ariyanto menambahkan, kemampuan tanggap bencana alam sekarang tidak lagi diprioritaskan pada kelompok saja, melainkan juga sudah harus menyentuh warga atau orang per orang. Hal ini sangat penting dalam rangka bagian upaya penyelamatan pada saat bencana alam terjadi. (*)